"Everything that slows us down and forces patience, everything that sets us back into the slow circles of nature, is a help. Gardening is an instrument of grace."
May Sarton
Sebelum menikah, bisa dibilang saya tidak terlalu suka merawat tanaman. Disuruh menyiram bunga saja enggan, apalagi jika harus bercocok tanam?
Tapi, pernikahan memang selalu bisa memacu seseorang untuk berubah lebih baik. Bermula dari keinginan menerapkan sustainable living, saya dan suami belajar lebih mindful dalam menjalani hari-hari. Termasuk pemilihan makanan yang lebih sehat dan organik.
Sayangnya, meski kota tempat tinggal kami adalah penghasil sayur, tapi sulit sekali menemukan bahan pangan organik. Dari situlah keinginan untuk menanam sayur organik muncul.
Baik saya maupun suami, sama-sama tidak memiliki cukup keterampilan dalam bercocok tanam. Kami pun mulai belajar dari berbagai sumber tentang bagaimana cara menanam sayur organik, khususnya dalam polibag.
Pelan tapi pasti, kami memanfaatkan pekarangan rumah. Saat itu kami masih menempati rumah kontrakan yang halaman belakang masih cukup ruang terbuka. Bahkan, kami sempat izin pada pemilik kontrakan agar bisa membongkar paving untuk ditanami.
Sebagai pemula, tentu saja kami banyak menemukan kendala. Benih yang gagal tumbuh, sayur-sayuran yang dimakan ulat sehingga tidak bisa dipanen, bahkan ada pohon cabai yang hanya tumbuh besar tapi enggan berbuah.
Tidak selamanya sebagai pemula itu menyedihkan. Kami juga sempat merasakan bebas memetik sayuran setiap hari, belajar menumbuhkan strawberry dari biji, hingga berhasil memperbanyak beberapa tanaman yang bisa dibagikan kepada orang lain.
Tips Berkebun Organik Untuk Pemula
Jika tidak nekat menanam sayur secara organik, mungkin saya tidak akan tahu bahwa kebun organik harus dipastikan lahannya bebas dari bahan-bahan sintetik yang terkontaminasi. Secara prinsip, pertanian organik berupaya mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah untuk kebaikan tanaman itu sendiri, hewan, manusia, bahkan lingkungan.
Tanah dikelola tanpa bantuan bahan kimia. Jikapun menggunakan pupuk organik, harus memastikan pupuk tersebut tersertifikasi organik. Tapi, dari hal inilah kami akhirnya juga belajar mengompos, memanfaatkan sampah organik menjadi pupuk alami.
Sering kali gagal membuat kami sering belajar. Sebagai pemula, berikut tips berkebun organik yang bisa kami bagikan:
1. Pilih tanaman yang mudah tumbuh
Permulaan itu penting, menjadi kunci bagaimana kami mengambil langkah ke depannya. Termasuk dalam berkebun. Jadi, sebagai pemula pilihlah jenis tanaman yang mudah tumbuh di segala kondisi dan tidak butuh perawatan yang rumit.Langkah awal ini adalah sebagai upaya menumbuhkan jiwa berkebun. Jika memilih tanaman yang kita sendiri belum mengetahui betul perawatannya, rawan menimbulkan patah hati ketika tanaman mati.
Tanaman pertama kali adalah telang yang kami beli dalam bentuk bibit dan benih. Pohon bunga telang yang merambat ini memang dikenal sebagai tanaman yang mudah tumbuh. Boleh dibilang, kami pun jarang memberi perawatan secara khusus untuk tanaman satu ini.
Meski demikian, pohon telang tumbuh rindang. Hampir setiap pagi kami bisa memanen bunganya. Bahkan, bibit telang dari pohon kami sempat diminta dan dibagikan oleh banyak orang.
2. Pilih metode menanam yang tepat
Ada banyak sekali metode berkebun yang bisa dipilih. Mulai dari menanam langsung di pekarangan, menggunakan polibag, menerapkan vertikultur, hidroponik, self watering system, dan masih banyak lagi.Menentukan metode bercocok tanam, bisa disesuaikan dengan kondisi rumah dan ketersediaan lahan. Hal ini juga akan berpengaruh pada keberhasilan berkebun. Semakin memahami rumah, semakin memudahkan pula untuk menentukan lokasi yang tepat agar tanaman mendapatkan cukup sinar matahari.
Awalnya, kami memilih menanam di polibag dan wadahwadah bekas. Cara ini lebih fleksibel karena bisa memudahkan untuk memindahkan tanaman jika lokasi awalnya tidak mendukung pertumbuhan yang baik.
Lambat laun, kami pun mulai mencoba menanam langsung di tanah. Cara ini ternyata cukup menantang, karena berkaitan dengan tanah kami cukup sulit mengidentifikasi apakah lahan di rumah kami terbebas dari bahan kimia.
3. Siapkan perlengkapan
Perlengkapan untuk berkebun bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Jika dengan peralatan yang lengkap bisa semakin membuat bersemangat untuk bercocok tanam, tidak ada salahnya untuk membeli berbagai perlengkapan.Kami termasuk pemula yang memilih untuk memanfaatkan peralatan seadanya. Hanya membeli yang sekiranya benar-benar diperlukan untuk menunjang kesuksesan berkebun.
Memanfaatkan barang-barang bekas untuk menanam juga bisa dilakukan. Selain menghemat, sekaligus bisa mengurangi sampah rumah tangga. Terutama wadah plastik yang susah diurai. Meskipun cara ini hanya menunda pembuangan sampah ke TPA.
4. Jadwalkan perawatan
Merawat tanaman bisa dibilang sebagai cara yang cukup tricky. Kita perlu memahami karakteristik setiap tanaman agar bisa memberikan perawatan yang tepat. Mungkin ada yang setiap hari harus disirim, ada pula yang cukup 3 hari sekali.Perawatan pun tidak hanya menyiram, ada pemangkasan, pengendalian hama dan penyakit tanaman, pemupukan, penimbunan tanah di sekitar pangkal tanaman, hingga pemasangan penyangga untuk jenis-jenis tanaman tertentu. Meski tidak sekali waktu dilakukan, dengan menjadwalkan pemeliharaan tanaman akan membuat kita lebih mudah mengamati setiap karakter tanaman.
Berkebun organik yang tidak mengandalkan intervensi bahan-bahan kimia memang cukup menantang. Kita harus peka untuk sering mengawasi apakah ada hama pengganggu atau ada penyakit yang tiba-tiba.
Pun ketika satu tanaman seperti hidup segan mati tak mau, kalau bisa harus dijauhkan dari tanaman lainnya. Jika yakin masih akan hidup, bisa dicoba untuk diperjuangkan. Jika tampak sudah tidak harapan, maka ikhlaskan.
Bercocok tanam memang butuh seni. Tapi, selain menjaga kelestarian lingkungan rumah, juga dapat menjadi sarana untuk healing, dan menjaga ketahanan pangan keluarga. Terlebih jika dengan berkebun organik, sekaligus untuk memenuhi gaya hidup sehat.
dirumahku juga banyak tanaman mbak dan aku hampir nggak pernah menyiram :D
BalasHapusUrusan tanaman bisa dibilang aku termasuk cuek.
Tapi beberapa hari terakhir ini aku pengen ke toko tanaman cuman buat beli tanaman, buat dirumah sendiri hahaha
Keren, mbak. Memang yang awalnya cuek, lama-lama bisa tertarik dan ketagihan bercocok tanam ya...
Hapus