header blog terbaru

The Big Way: 5 Alasan Ngeblog Dan Tips Mengatur Waktu

12 komentar
Alasan Blogging

Perjalanan saya mengenal blog tidaklah singkat. Memulai di tahun 2009 dengan membuat blog karena tugas kuliah menggunakan platform multiply yang kini tiada lagi keberadaannya, hingga tahun 2010 mencoba dengan wordpress sebagai tempat curhat yang ditulis musiman.

Meskipun sebatas membuat akun dan posting sesuka hati tanpa lebih jauh otak-atik fitur yang disediakan, saya merasa punya ruang untuk sekedar menumpahkan kalimat demi kalimat yang berjejal di pikiran. Sekitar tahun 2018, saat mulai lebih dekat dengan media sosial yang lebih praktis untuk free writing, saat itulah saya tak lagi rutin mengunjungi blog.

Sepanjang waktu setelah lama tidak aktif lagi di blog, terlebih setelah menikah dan memiliki anak, ternyata saya merasa perlu untuk kembali ngeblog. Beruntungnya, berdasarkan informasi dari teman yang bergabung dengan Blogspedia yang diprakarsai oleh Mbak Marita Ningtyas, akhirnya saya memberanikan diri untuk ikut Blogspedia Coaching Batch #3. Dari mengikuti coaching inilah kemudian saya kembali merenungi alasan kenapa harus ngeblog dan bagaimana cara mengatur waktu untuk konsisten mengelolanya agar tidak terulang lagi blog dianggurin tanpa kepastian.


5 Alasan Ngeblog

Materi pertama tentang The Big Why dan Adab Blogging benar-benar membangkitkan kesadaran saya. Tidak hanya tentang alasan ngeblog, namun juga kesadaran bagaimana tetap memberikan hak pada diri sendiri juga melaksanakan tugas di keluarga tanpa melalaikannya. Alasan ngeblog juga patut saya abadikan dalam tulisan sebagai pengingat sekaligus cambuk ketika suatu saat nanti mulai malas dan kehilangan arah saat blogging.

Menyalurkan Hobi dan Berbagi Pikiran

Seperti kebanyakan blogger lainnya yang menjadikan blog tempat menyalurkan hobi menulisnya, begitu pula dengan saya meski menulis bukan hobi utama. Ya, membaca adalah hobi utama saya, membaca apapun itu. Mulai dari buku, jurnal, postingan dan status orang, hingga tulisan-tulisan yang dituangkan melalui blog.

Seringnya, setelah membaca saya akan membagikan insight yang saya dapat dari tulisan-tulisan tersebut dalam whatsapp status atau instagram story. Karena terbatas ruang dan waktu, tak jarang dalam sekali tayang akan berderet rapat bak neci jilbab.

Meski di instagram menyediakan fitur untuk mengarsipkan stories dalam highlight/sorotan agar mudah dibaca kembali, namun tidak jarang beberapa teman meminta izin untuk ‘share’ dengan mengambil tangkapan layar. Begitu pula melalui status WA yang lebih tidak fleksibel dengan tidak adanya highlight.

Setelah dimotivasi dan diyakinkan oleh suami bahwa saya membutuhkan blog untuk menyalurkan hobi menulis dan mengulas apa yang saya baca, maka saya putuskan untuk kembali membuat blog.


Mother Culture

Istilah ‘Mother Culture’ pertama kali saya dengar ketika belajar tentang homeschooling dengan metode Charlotte Mason (CM). Mengutip dari website Charlotte Mason Indonesia, bahwa prinsip mother culture adalah soal merawat batin agar senantiasa punya energi positif dalam menjalani hari-hari sibuk, jadi bukan sekadar me time asal hepi sesaat.

Dengan kata lain, tetap menyediakan waktu bagi diri sendiri dengan terus menjalani peran sebagai ibu. Seperti misalnya, salah satu cara saya me time adalah dengan menonton drama Korea, tapi bagi saya pribadi tidak akan puas hanya dengan menonton. Akan jauh lebih puas ketika bisa mengulas dan berdiskusi dengan teman tentang pelajaran apa yang bisa di dapat dari drama tersebut, kaitannya dengan pengasuhan, atau membahas hal-hal yang sifatnya lebih ilmiah dari setiap episodenya.

Begitu pula dengan ngeblog, bukan sekedar untuk me time, tapi juga ada proses bagaimana saya mendidik diri sendiri dalam setiap prosesnya. Entah itu mendidik tentang bagaimana manajemen waktu, manajemen diri dan keluarga, hingga manajemen pengelolaan blog itu sendiri.


Investasi Leher ke Atas

Meminjam istilah yang beberapa waktu belakangan ini populer, yaitu investasi leher ke atas, juga menjadi great reason bagi saya untuk ngeblog. Ya, ngeblog menjadi cara saya untuk berinvestasi yang bisa dilakukan terus menerus, dari segi ilmu, pengetahuan, skill, dan hal-hal lainnya agar bisa meningkatkan kualitas diri.

Selain rutin update dan mengelola, dengan aktif ngeblog saya bisa mengikuti pelatihan blogging, bergabung dengan komunitas blogger, hingga mengikuti kompetisi blog. Sebagai contoh, mengikuti Blogspedia Coaching Batch #3 ini adalah bentuk investasi leher ke atas, menambah ilmu sekaligus meningkatkan skill dan meluaskan jejaring. Pun ilmu yang saya dapat dari coaching ini bisa terus diterapkan selama ngeblog dan membuka gerbang untuk mengikuti kelas-kelas blogging lainnya.


Ruang Berkarya dan Berdaya

Alasan lain yang menguatkan saya untuk ngeblog adalah tentang ruang berdaya dan berkarya. Saya butuh ruang aktualisasi diri, dan blog ini menjadi salah satunya. Ruang untuk menyalurkan hobi, membagi pikiran, menyediakan waktu dan berinvestasi untuk diri sendiri. Bukan sekedar ruang secara fisik, tapi juga multidimensi sekaligus multifungsi yang bisa diakses kapanpun dan dimanapun melalui konten-konten yang baik dan bermanfaat.

Di sisi lain, meski tujuan utama saya ngeblog bukanlah untuk menambah penghasilan, tapi tidak menutup kemungkinan kedepannya membuka peluang mendapatkan job sebagaimana blogger lainnya. Maka dari itu, selain menjadi ruang untuk berkarya, blog menjadi ruang untuk berdaya, salah satunya dengan menguatkan perekonomian keluarga melalui job yang saya dapatkan dari ngeblog.


Meninggalkan Jejak Digital

Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi, menjadikan aktivitas dunia maya kian masif dan berkembang hampir tidak ada batas. Apa yang kita unggah bisa dinikmati oleh semua orang di berbagai belahan dunia manapun.

Unggahan-unggahan beberapa tahun silam, mudah sekali ditampilkan kembali. Karenanya, saya ingin meninggalkan jejak digital yang barangkali kelak bisa dinikmati oleh anak cucu. Meninggalkan kenangan sekaligus warisan sepenggal pikiran juga ilmu yang meski berbeda zaman tapi siapa tau masih relevan.


Tips Mengatur Waktu


Tips Mengatur Waktu


Memutuskan untuk membuat blog, tentu saja harus diiringi dengan komitmen untuk mengelolanya dengan baik agar tidak melupakan apa yang menjadi alasan kuat ngeblog. Demi menjaga konsistensi ngeblog, beberapa hal berikut menjadi panduan dalam mengatur waktu:

Menyediakan Waktu Khusus

Menyediakan waktu khusus, menjadi salah satu cara menjaga konsistensi untuk ngeblog. Sebagai ibu rumah tangga dengan toddler yang sedang aktif-aktifnya, bagi saya golden time buat ngeblog adalah dini hari sebelum anak bangun.

Tidak perlu durasi yang panjang, cukup menyediakan waktu 1-2 jam dengan timeline dan content plan tersendiri. Misalnya, posting tulisan pribadi secara rutin setiap hari Senin dan Kamis, posting tulisan job di hari-hari yang lain, atau untuk memperbaharui tampilan blog.


Mengatur Skala Prioritas

Di samping menyediakan waktu khusus, mengatur skala prioritas berdasarkan jadwal harian juga tidak kalah penting. Selain waktu khusus ngeblog, mengatur skala prioritas akan memudahkan untuk menentukan kapan harus mengerjakan urusan domestik, waktu bermain dengan anak, waktu untuk keluarga, waktu untuk upgrade skill dengan belajar hal lain di luar ngeblog, waktu rekreasi, waktu memenuhi hak sosial di lingkungan, hingga waktu ibadah.
 

Memanfaatkan Tools Digital

Ide bisa datang kapan saja dan dimana saja, kehadirannya tak terduga. Karenanya, jika suatu waktu ide muncul di pikiran, bisa memanfaatkan tools digital untuk menuliskannya, seperti menggunakan google docs, google keep, atau bisa langsung menuliskannya sebagai draft.

Tak jarang saya mendapatkan ide tulisan ketika menyusui atau ketika antri imunisasi. Karenanya, saya sering terbantu dengan google docs yang bisa digunakan saat online maupun offline. Selain beberapa tools sebagai tempat menuliskan ide dan gagasan, bisa memanfaatkan google calendar untuk content calendar ataupun pengingat agar tidak mudah melewatkan waktu update blog.

 

Bekerjasama Dengan Pasangan

Sebagai perempuan yang sudah menikah, ridho dan dukungan suami merupakan kunci penting dalam setiap pengambilan keputusan, termasuk dalam hal blogging. Mau bekerja sama dalam urusan rumah tangga, pengasuhan, hingga terkait konten blog menjadi bentuk pernyataan sikap atas ridho dan dukungan suami. Terlebih, suami yang hobi hobi menulis dan lebih jago dalam desain grafis, bisa dijadikan proofreader maupun konsultan desain dalam mengelola blog.

 

Meluruskan Mindset Tentang Keberadaan Anak

Keberadaan anak-anak, tidak seharusnya menjadi penghambat dan penghalang untuk bisa produktif ngeblog. Mereka hadir sebagai jawaban doa-doa dalam penantian panjang, amanah yang sekaligus menjadi partner dalam bertumbuh dan berkembang.

Sebagai orang tua khususnya ibu yang sekaligus madrasah pertama bagi anak-anak, bukanlah hal yang tepat jika keberadaan mereka dijadikan sebagai kambing hitam atas ketidak piawaian dalam manajemen waktu. Untuk itu, meluruskan mindset adalah hal mendasar bagi saya mengatur waktu dalam mengelola blog yang harapannya bisa dilakukan terus menerus.



Demikian tentang alasan saya ngeblog dan tips mengatur waktu. Merenungkan kembali alasan ngeblog membangkitkan keinginan untuk menikmati waktu-waktu blogging, tidak menjadikannya sebagai beban. Oleh sebab itu perlu alasan kuat yang menguatkan, juga manajemen waktu yang baik agar tidak mendzolimi diri sendiri, anggota keluarga lainnya, juga tanggung jawab sosial dan amanah lainnya.

Tentu tidak akan selalu menyenangkan, tapi selalu mencoba menikmati setiap fase beserta tantangannya. Karena ngeblog sudah menjadi pilihan, maka bukan lagi untuk kesenangan sesaat. Tapi, berusaha menjadi professional blogger.
Lebih baru Terlama

Related Posts

12 komentar

  1. Memanajemen waktu ala mbak ufie, sangat menginspirasi. Berusaha membuat seimbang di segala hal. Domestik dan non. Me time yang berkualitas pun ternyata bisa juga ya dilakukan. Jadi ingin segera menerapkan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sejujurnya, saya masih harus terus belajar soal manajemen waktu ini. Hehehe

      Hapus
  2. Maasya Allah, Tulisan mbak ulfie memberikan wawasan baru, saya baru tau mengenai mother culture, serta point mengenai meluruskan mindset keberadaan anak merefresh kembali mindset saya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya pun belum lama ini mendengar istilah mother culture, tapi begitu denger langsung bisa jadi bahan perenungan buat lebih produktif..

      Hapus
  3. Masya Allah, saya tersentil sama bagian akhir. Soal meluruskan mindset tentang keberadaan anak.🥲 Terima kasih sudah mengingatkan lewat tulisannya, mbak Ufie. Salam kenal. 🥰

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal kembali, mbak... Sejujurnya, poin itu muncul pas melewati ramadhan kemarin. Masih belajar juga ini untuk menuju tahap itu.

      Hapus
  4. Masya Allah Mba, isinya bagus banget deh. Aku suka banget ni sama kalimat
    prinsip mother culture adalah soal merawat batin agar senantiasa punya energi positif dalam menjalani hari-hari sibuk, jadi bukan sekadar me time asal hepi sesaat.

    Aku jadi kepikiran cara merawat batin agar senantiasa punya energi positif versi aku deh. Makasih ya Mba, semoga tulisannya selalu membawa keberkahan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amiin Ya Rabb... Terima kasih, Mbak Devie. Kalo sudah menemukan cara merawat batin versi Mbak Devie, boleh kapan-kapan sharing lewat tulisan ya mbak. Salam produktif menulis...

      Hapus
  5. Mb ufie bagus sekali tulisanny,senang bs membacany...sarat makna dan pelajaran yg bisa diambil...semoga sll konsisten menulis ya mb😍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aaamiin Ya Rabb. Terima kasih banyak, Mbak IdaAyu. Sepertinya kita harus saling mengingatkan untuk konsisten menulis ya mbak... Hehehe.

      Hapus
  6. MasyaAllah, sangat suka poin Mbak Ufie terakhir yang meluruskan mindset tentang kehadiran anak. Sebagai calon ibu (Aamiin) jadi lebih tersadar bahwa memiliki anak tambah memiliki yang luar biasa. Sukses selalu mbak Ufie dengan keluarga dan dunia bloggingnya :D

    BalasHapus
  7. MaasyaAllah makasih mb ufie sangat menginspirasi. Semoga energinya bisa nular, apalagi poin terakhir huhu semoga bisa istiqomah nulis ya mb 🤍 menunggu tulisan selanjutnyaaa

    BalasHapus

Posting Komentar