About Me

Follow on Facebook

header blog terbaru

Refleksi Blogger Amatir: Apakah Blog Masih Relevan di Tahun 2025?

Posting Komentar
apakah blog masih relevan di tahun 2025

Mengawali tahun 2025 dengan menulis di blog adalah aksi solusi dari refleksi yang saya lakukan di tahun 2024. Memulai perjalanan karir di dunia freelance melalui blog, tapi sayang sekali gairah untuk menulis di tahun lalu sangatlah minim.

Maka, keputusan untuk pelan-pelan mengisi blog kembali dimulai dari hari pertama dari 365 hari ke depan. Semoga bukan semangat yang impulsif di awal saja, tapi juga konsisten untuk seterusnya.

Untuk memastikan bahwa apa yang saya lakukan ini bukan tindakan reaksioner tanpa perencanaan, saya memantik diri dengan pertanyaan apakah blog masih bertengger di hati para mayoritas pengguna internet? Saat teknologi berkembang pesat dan platform media sosial semakin mendominasi, apakah blog masih relevan di tahun 2025?

Blog Tetap Menjadi Pilihan Strategis untuk Bisnis

tren blog 2025

Saya berkaca pada perjalanan karir sendiri yang kini mulai merambah di dunia social media. Melihat tren serta jaungkauan audiens berbagai platform media sosial, saya sempat merasa menulis di blog hanya buang-buang waktu saja.

Sampai suatu ketika saya dapati bahwa tiap bulannya masih saja ada pengunjung yang entah nyasar atau memang ada yang rutin bertamu. Padahal, sebulan kadang hanya menulis satu artikel. Lebih mengejutkan lagi, tulisan yang mendatangkan trafik cukup banyak adalah artikel yang diunggah 2 tahun lalu.

Saat membaca laporan top referral untuk blog, saya juga dibuat kaget dengan salah satu pemberi rekomendasinya adalah Perplexity–AI yang menyertakan sumber referensi dalam jawaban yang direkomendasikan. Belum lagi pesanan backlink dari marketplace blog yang meskipun hanya content placement, tapi kadang masih nyangkut juga.

Dari pengalaman pribadi itulah saya yakin meskipun platform media sosial seperti Instagram, TikTok, dan YouTube semakin populer, blog masih menjadi pilihan strategis bagi banyak bisnis di tahun 2025. Belajar dari berbagai tulisan Matt Giaro sebagai seorang expert dalam monetisasi konten, saya menarik kesimpulan bahwa blog dapat memberikan beberapa keuntungan berikut yang belum bisa didapatkan dari platform media sosial.

1. Kepemilikan dan Trafik Jangka Panjang

Blog ibarat rumah digital, kita memiliki kendali penuh atas konten yang dibuat dan tidak tergantung pada algoritma platform. Juga bisa memperpanjang umur trafik dari konten-konten yang sifatnya evergreen–konten yang tetap relevan dan bermanfaat bagi pembaca dalam jangka waktu yang lama.

Sementara media sosial lebih bergantung pada tren dan mengutamakan engagement serta kecepatan dalam mendapatkan perhatian audiens. Meski demikian, untuk lebih memaksimalkan jangkauan, tidak ada salahnya memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan konten blog.

2. Branding dan Kredibilitas

Blog dapat membantu membangun brand dan kredibilitas bisnis secara lebih dalam. Walaupun banyak yang mendapatkan konten promosi melalui media sosial, tidak sedikit orang yang terkadang masih memeriksa website atau membaca artikel suatu brand untuk lebih meyakinkan.

Berdasarkan survei yang dilakukan Tim Social Marketing Writing, 68,52% responden mengatakan bahwa blog menambah kredibilitas suatu website bisnis. Tidak mengherankan jika laporan HubSpot menyebutkan 92% marketer akan tetap mempertahankan bahkan meningkatkan investasi mereka melalui blogging sebagai strategi konten marketing.

3. Peluang Monetisasi Lebih Luas

Sudah menjadi rahasia umum jika blog menawarkan berbagai peluang monetisasi. Mulai dari penulisan artikel, content placement, iklan, afiliasi, dan penjualan produk/jasa. Bahkan, sebelum produk digital marak seperti sekarang ini, blogger sudah cukup sering menawarkan newsletter atau e-magazine untuk para subscriber.

Belum lagi hadiah dari kompetisi blog yang setiap tahunnya semakin banyak digelar. Mulai dari pemilik UMKM, korporat, hingga instansi pemerintah memberdayakan para blogger untuk turut meningkatkan visibilitas situs mereka melalui kompetisi.

4. Visibilitas Organik

Konten blog dapat meningkatkan visibilitas organik di mesin pencari, berbeda dengan platform media sosial yang lebih bergantung pada algoritma. Selain itu, penelitian dari Quincreativ menunjukkan bahwa blog masih menjadi sumber informasi yang penting bagi banyak orang. Dalam survei mereka, 55% responden mengatakan bahwa blog masih menjadi sumber informasi yang relevan di era digital saat ini.

Resolusi Ngeblog di Tahun 2025

Blogging untuk aksi iklim

Survei terbaru dari HubSpot menunjukkan bahwa tren pemasaran digital di tahun 2025 akan semakin terfokus pada konten yang berkualitas, personalisasi, dan optimisasi pengalaman pengguna. Sementara itu, berdasarkan data dari AICMultiple menyebutkan 61% konsumen lebih suka membeli dari merek yang memiliki blog.

Hal tersebut semakin menjawab apakah blog masih relevan di tahun 2025? Tentu saja! Bahkan dinilai sangat efektif untuk strategi pemasaran digital di masa mendatang. Konten blog yang berkualitas, kredibel, dan sesuai dengan kebutuhan audiens akan menjadi kunci keberhasilan.

Selain beragam manfaat yang berpotensi mendatangkan cuan, blog juga dapat menjadi alat yang efektif untuk mengkampanyekan aksi iklim. Setidaknya sejak 2 tahun yang lalu, saya sudah mendedikasikan blog ini untuk mendukung sustainability communication.

Menurut penelitian yang dilakukan Sofie Joosse dan Taylor Brydges pada 3 personal green blogs, dapat disimpulkan bahwa blog memainkan peran penting dalam mempromosikan isu-isu keberlanjutan dan mendorong perubahan perilaku yang lebih ramah lingkungan. Dari situlah, saya mengambil 3 konsep kunci resolusi blogging untuk aksi iklim dengan cara berikut:

1. Tanggung Jawab Individu

Blog yang dikelola oleh individu biasa yang tidak memiliki latar belakang profesional dalam bidang lingkungan, menjadi kesempatan untuk berbagi pengalaman pribadi dan cerita seputar praktik keberlanjutan. Sehingga, bukan saja mengekspresikan pandangan tapi juga bentuk tanggung jawab untuk menjaga kelestarian Bumi.

2. Perantara

Keberlanjutan sering dipahami sebagai tanggung jawab individu, bukan kolektif. Oleh karena itu, dengan adanya blog ini bisa menjadi ruang untuk memfasilitasi pertukaran informasi dan mendukung pembaca mempraktekkan gaya hidup berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Representasi Keberlanjutan

Cara di mana konsep keberlanjutan dipahami, dipraktikkan, dan dibahas dalam blog ini membawa semangat keberlanjutan dalam tindakan nyata. Menggambarkan berbagai pendekatan yang mungkin bisa dilakukan mulai dari aktivitas kecil mengatasi sampah makanan, mengurangi jejak karbon digital, hingga mengajak pada perubahan konsumsi yang lebih ramah lingkungan.

4. Komunikasi Efektif

Salah satu yang ingin saya tingkatkan adalah bentuk interaksi yang terjadi di dalam blog. Termasuk komentar, pertanyaan, dan diskusi yang melibatkan blogger serta pembaca. Sehingga, tingkat keterlibatan dan kualitas komunikasi dapat berkontribusi pada pemahaman dan pandangan pembaca lainnya yang mungkin saja mendadak mampir di blog ini.

Dengan digencarkannya berbagai sektor untuk turut andil dalam praktik berkelanjutan, blog bisa menjadi aset yang kuat untuk ekoliterasi. Harapannya, didukung dengan optimalisasi performa blog yang lebih baik lagi, mampu menjangkau audiens yang luas.

Kesimpulan

Meskipun platform media sosial semakin mendominasi, blog tetap menjadi saluran yang relevan dan strategis bagi bisnis. Blog menawarkan keuntungan unik, seperti kepemilikan konten, branding yang kuat, dan peluang monetisasi yang beragam.

Pertanyaan apakah blog masih relevan di tahun 2025, ternyata bisa membawa pada kesimpulan dalam memanfaatkannya untuk komunikasi keberlanjutan. Membantu organisasi mempromosikan isu-isu penting dan mendorong perubahan perilaku yang lebih ramah lingkungan. 

Dengan tren konten digital yang masih menekankan pentingnya konten berkualitas dan kredibel, blog akan tetap menjadi bagian penting dari strategi pemasaran digital di masa mendatang. Oleh karena itu, investasi untuk membangun blog yang kuat akan menjadi langkah tepat untuk bisa terus berdaya, berkarya, dan bermakna di tahun 2025.




Referensi:
  1. Crestodina, Andy. (2024). 2024 Blogging Statistics: 11 years of Trends and Insights from 1000+ Bloggers. Diakses pada 2 Januari 2025, dari https://www.orbitmedia.com/blog/blogging-statistics/
  2. Dilmegani, Cem. (2024, 20 Desember). Top 40 Content Writing Statistics in 2025. Diakses pada 1 Januari 2025, dari https://research.aimultiple.com/content-writing-statistics/
  3. Giaro, Matt. (2024). Is Blogging Still Profitable in 2025? (Honest Truth). Diakses pada 1 Januari 2025, dari https://mattgiaro.com/is-blogging-still-profitable/
  4. Joosse, Sofie & Taylor Brydges. (2018, 8 Juni). Blogging for Sustainability: The Intermediary Role of Personal Green Blogs in Promoting Sustainability. Diakses pada 1 Januari 2025, dari https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/17524032.2018.1474783#d1e1190
  5. Santiago, Erica. (2024, 1 Januari). The Top Marketing Trends of 2024 & How They've Changed Since 2023 [Data from 1400+ Global Marketers]. Diakses pada 2 Januari 2025, dari https://blog.hubspot.com/marketing/marketing-trends

Related Posts

Posting Komentar