header blog terbaru

Hanya Dengan 2 Bahan, Begini Cara Membuat Ragi Alami Anti Gagal

5 komentar
cara membuat ragi alami anti gagal
Beberapa waktu yang lalu saya membagikan roti sobek sourdough di IG story. Ternyata, tidak sedikit yang bertanya resep dan cara membuat ragi alami yang saya gunakan.

Berbekal resep dari Mbak Ade Sri Ishak dengan beberapa modifikasi, saya seperti sedang praktikum biologi. Sebab, ragi alami atau biasa dikenal dengan starter sourdough atau levain, memanfaatkan kerja bakteri yang harus diberi makan setiap hari layaknya makhluk hidup lainnya.

Terkesan ribet, tapi bereksperimen di dapur dengan memasak menu selain yang biasa dimasak, bisa untuk refreshing bahkan mengurai stress. Sebagaimana blogging, meski terkesan ribet dan harus telaten, tapi ternyata dengan menetapkan the big way dan semangat belajar dari nol, bisa juga membuatnya.

Begitu juga dengan membuat ragi natural. Setiap hari memberi makan, setiap hari itu pula deg-degan apakah yang saya lakukan ini berhasil.
membuat roti dengan ragi alami

Sekilas Tentang Ragi Alami

Awal pandemi kemarin, pola hidup sehat menjadi lebih digemari. Termasuk dalam dunia kuliner, roti dan kue gluten free kerap menjadi incaran karena diklaim lebih sehat.

Salah satunya sourdough, yang dikenal karena keunikannya menggunakan biang ragi alami. Karena umum digunakan dalam adonan sourdough, maka sering disebut starter sourdough.

Sebenarnya tidak hanya sourdough yang berasal dari Eropa, artisan bread lainnya dari berbagai negara pun memakai biang roti alami. Seperti dalam drama Korea "Bread, Love, and Dreams (Kim Tak Gu)" yang juga memperkenalkan teknik membuat roti dengan ragi alami.

Sourdough starter atau ragi alami ini merupakan bakteri baik seperti Candida milleri dan Lactobacillus yang dibudidayakan dengan cara mencampur tepung dan air dikondisikan sedemikian rupa sehingga berfermentasi. Dengan memberinya makan secara terus menerus, campuran tepung dan air ini akan menghasilkan gas, alcohol, dan berbau asam.

Sejarah Ragi Alami

Beberapa sumber menyebutkan bahwa pembuatan ragi alami mungkin sudah sejak 10.000 tahun yang lalu. Dilakukan oleh Bangsa Mesir Kuno, roti yang dihasilkan sekaligus digunakan sebagai mata uang.

Sumber lain menyebutkan, teknik ini ditemukan 4000 SM oleh penduduk Mesir Kuno yang tanpa sengaja meninggalkan adonan gandum dan air selama beberapa waktu, yang ternyata adonan tersebut mengembang.

Hingga pada tahun 1859, Louis Pasteur berhasil mengidentifikasi sisi ilmiah dari ragi ini. Penemuan menyebutkan bahwa ragi dapat diisolasi menjadi suatu kultur murni, dan dapat hidup dengan atau tanpa oksigen sekalipun.

Dalam prosesnya, ragi akan memakan sari di dalam tepung, dan menghasilkan karbon dioksida yang berfungsi memperluas protein gluten dalam tepung. Protein gluten inilah yang menyebabkan adonan mengembang dan naik.

Pada tahun 1780, ragi khusus membuat roti ditemukan di Belanda. Oleh sebab itu, proses pembuatan ragi secara alami kerap disebut sebagai proses Belanda.

Penemuan ragi alami juga ditemukan di beberapa negara lainnya. Seperti di Hanover, Jerman, pada tahun 1800 telah didirikan pabrik ragi industri berkualitas baik di Lücke. Sedangkan pada tahun 1825, Tebbenhof memproduksi ragi dalam bentuk blok yang semula banyak dijual dalam bentuk krim.

Baron Max de Springer dari Wina membuatan ragi gandum pertama di Perancis, yang kemudian diikuti oleh Lesaffre dan Bonduelle. Ragi yang diproses di Wina pada saat itu mendapat pengakuan pasar secara luas hingga digunakan sampai Perang Dunia I.

Jenis-jenis Ragi Alami

Pada dasarnya ragi alami terdapat dalam semua jenis makanan seperti buah-buahan, sayuran, bunga, maupun herbal. Dari bahan tersebut kemudian difermentasikan dengan menambahkan air, didiamkan selama beberapa hari dalam suhu ruang.

Ragi alami akan memberikan aroma dan rasa yang khas bagi roti, tergantung dari bahan pembuatnya. Berikut beberapa jenis ragi alami:
  • Liquid starter: dibuat dengan mencampurkan buah atau sayur dengan air kemudian difermentasikan selama beberapa hari. Jika dicampurkan dalam adonan roti, akan menghasilkan aroma yang kuat.
  • Refresh starter: dibuat dengan dapat mencampurkan liquid starter dengan tepung, dan akan menghasilkan roti dengan aroma yang lebih lembut dibanding menggunakan liquid starter.
  • Sourdough starter: dibuat hanya dengan mencampurkan tepung dan air yang difermentasikan selama beberapa hari. Roti dengan sourdough starter cenderung memiliki rasa yang sedikit asam.

Titik Kritis Kehalalan Ragi Alami

Untuk melihat kehalalan ragi alami, perlu menelusuri prinsip halal MUI terkait tujuan, bahan baku, dan proses pembuatannya serta produk akhirnya. Tidak lupa juga melihat hasilnya apakah berbahaya bagi kesehatan atau tidak?

Jika kita sudah bisa memastikan hal-hal di atas sebagai niat yang baik serta menggunakan bahan dan proses yang halal, sekaligus menghasilkan produk konsumsi yang tidak membahayakan kesehatan, maka sudah bisa dipastikan ragi alami yang dibuat berstatus halal.

Yang kerap menjadi pertanyaan karena mengandung alkohol, apakah hasil fermentasi tersebut halal? Terlebih jika pembuatannya menggunakan air kismia.

Berdasarkan keputusan MUI, penggunaan alkohol/etanol hasil industri non khamr (baik merupakan hasil sintesis kimiawi maupun hasil industri fermentasi non khamr) untuk bahan produk makanan hukumnya mubah, apabila terbukti tidak membahayakan secara medis.

Produk makanan hasil fermentasi yang mengandung alkohol/etanol hukumnya halal, selama dalam prosesnya tidak menggunakan bahan haram dan apabila secara medis tidak membahayakan. Begitu pula dengan ragi alami berbahan dasar tepung dan air.

Manfaat Menggunakan Ragi Alami

berbagai manfaat ragi alami dalam kehidupan
Manfaat ragi alami ketika dicampurkan dalam adonan roti dan kue ataupun resep masakan lainnya adalah:

1. Lebih menyehatkan

Hasil penelitian para ahli menyebutkan bahwa mikroorganisme dalam ragi alami cukup efektif sebagai antikolesterol, antikanker, dan antioksidan. Roti yang dihasilkan pun akan lebih bernutrisi.

2. Membuat roti lebih mudah dicerna

Kandungan prebiotik dan probiotik serta proses fermentasi yang akan membuat lebih rendah gluten, dari ragi alami akan menghasilkan roti bertekstur namun lebih mudah dicerna.

3. Mempunyai umur simpan yang panjang tanpa pengawet

Jika disimpan dengan cara yang tepat, ragi alami bisa digunakan dalam waktu yang lama. Begitu juga dengan makanan yang dihasilkan, sehingga tidak perlu tambahan bahan pengawet.

4. Menjadikan makanan lebih kaya rasa dan aroma

Melihat bahan dan proses pembuatannya, ragi alami akan memberikan rasa makanan yang lebih kaya dan aroma yang lebih kuat.

Cara Membuat Ragi Alami

Ragi alami yang dibuat dengan memanfatkan bakteri, dibuat dengan cara paling sederhana menggunakan 2 bahan saja. Setiap prosesnya memerlukan kesabaran dan kehati-hatian.

Alat dan Bahan

Untuk membuat ragi alami, terlebih dahulu kita siapkan peralatan sebagai berikut:
  • Wadah untuk fermentasi
  • Penutup (bisa menggunakan tutup bawaan wadah, atau plastik wrap)
  • Sendok
  • Timbangan digital
  • Karet atau marker
Dalam pembuatan ragi alami kali ini, hanya akan menggunakan dua bahan yang secara prinsipnya, perbandingan takarannya adalah 1:1 yaitu:
  • 20 gr tepung serbaguna (untuk takaran perhari)
  • 20 ml air matang (untuk takaran perhari)

Cara Membuat Ragi Alami Dengan 2 Bahan:

langkah-langkah membuat ragi alami
Untuk membuat ragi alami, setidaknya butuh proses selama 7 hari. Dimana hari pertama adalah pembuatan adonan starter, hari ke-2 hingga ke-7 adalah proses feeding atau memberi makan bakteri. Berikut langkah-langkah membuat ragi alami secara lengkap:

1. Mempersiapkan alat dan bahan

Sebaiknya, untuk peralatan yang akan digunakan sudah disterilkan terlebih dahulu.

2. Mencampur tepung terigu dan air

Setelah menimbang setiap bahan, masukkan tepung terigu dan air ke dalam wadah yang sudah disterilkan, aduk hingga larut. Setelah tercampur rata, tutup menggunakan penutup wadah atau plastic wrap dengan tidak terlalu rapat menutupnya dengan memberi sedikit celah untuk udara masuk dan keluar.

Agar mudah mengetahui apakah starter mengembang atau tidak, bisa diberi tanda ketinggian campuran saat awal dibuat, dengan memberi tanda di luar gelas menggunakan karet atau marker.

3. Mengkondisikan agar tetap aman

Starter bisa diletakkan dalam suhu 18°-30° Celsius. Agar lebih aman, bisa diletakkan di tempat yang jauh dari jangkauan anak-anak. Diamkan selama 24 jam.

4. Proses feeding (memberi makan)

Pada proses pemberian makan, akan dilakukan satu hari setelah pembuatan adonan starter. Proses ini memerlukan beberapa tahapan yang diulang dalam beberapa hari dengan tetap memperhatikan perbandingan yang tepat.

Hari pertama feeding: Pada hari pertama feeding, atau hari kedua pembuatan, dalam wadah lain campurkan 20 gr tepung terigu dan 20 ml air matang, aduk hingga rata. Campurkan pada adonan starter yang sebelumnya telah dibuat, kemudian tutup dengan tidak terlalu rapat dan tandai batas adonan dengan karet atau marker. Dalam waktu 4-12 jam, feeding starter akan naik 2x tinggi adonan semula.

Hari ke-2 feeding: Pada tahap ini biasanya gelembung sudah tampak dipermukaan. Campurkan 20 gr tepung terigu dan 20 air matang, aduk hingga rata. Buang setengah adonan starter dari hasil proses hari pertama feeding, campuran tepung terigu dan air dimasukkan ke setengah bagian adonan starter lainnya. Tutup dengan tidak terlalu rapat, jangan lupa beri tanda. Setelah 6-12 jam, adonan akan mengembang maksimal yang kemudian akan turun perlahan dan menghasilkan endapan di dasar adonan.

Ulangi proses sebagaimana hari ke-2 feeding untuk hari ke-3 hingga hari ke-7. Setengah adonan yang dibuang di setiap pemberian makan harian, bisa disimpan dikulkas dan dimanfaatkan untuk membuat makanan lainnya seperti pancake, waffle, atau lainnya. Tujuan membuang sebagian adonan adalah untuk memberi ruang agar lebih mudah mengembang.

5. Menguji hasil fermentasi

Setelah hari ke-6 feeding atau hari ke-7 dari awal proses pembuatan, starter akan naik hingga 3x volume semula dan sudah bisa digunakan sebagai ragi alami.

Untuk memeriksanya apakah sudah siap digunakan, bisa ambil sedikit ragi dan teteskan di atas air dalam mangkok. Apabila ragi mengapung, maka sudah siap digunakan.

6. Menyimpan dengan tepat

Jika belum mau digunakan, ragi alami bisa disimpan di dalam kulkas. Apabila akan digunakan, starter perlu disimpan sekitar 3-6 jam di suhu ruangan dan diberi makan dengan adonan baru dan tunggu sampai adonan naik 2-3x volume.

7. Merawat secara berkala

Perlunya merawat starter dengan memberi makan adalah agar keasamannya tidak naik. Jika terlalu asam, roti yang dibuat pun akan sangat asam.

Jika akan digunakan seminggu sekali, starter perlu diberi makan setiap hari. Jika penggunaan sebulan sekali, bisa diberi makan seminggu sekali atau 2 kali.

Proses perawatan harian atau mingguan disarankan dilakukan di jam yg sama agar kita tau waktu terbaik menggunakan starter sourdough tersebut.Dengan penyimpanan dan pemberian makan yang benar, sourdough bisa terus mengembang selama 30-90 hari.

Ragi alami yang baik akan mengeluarkan bau seperti aroma buah, susu, atau bau samar khas ragi yang enak. Jika tercium bau yang tidak sedap, maka jangan digunakan lagi.

Kesimpulan

Meski terkesan ribet dan butuh waktu yang lama, cara membuat ragi alami bisa dijadikan salah satu aktivitas selingan di tengah rutinitas pekerjaan harian agar tidak jenuh dan tetap menjaga kesehatan mental. Bisa juga sebagai sarana edukasi dengan memperkenalkan keberadaan bakteri dan dilanjutkan membuat kue ataupun roti favorit si kecil.



Referensi:

https://kumparan.com/potongan-nostalgia/perjalanan-pembuatan-ragi-hingga-digunakan-sampai-perang-dunia-i-1srBfbFCCph/full
https://gitacinta.com/cara-membuat-menyimpan-ragi-roti-alami.htm
https://thehalalinsights.com/sour-dough/

Related Posts

5 komentar

  1. Waduh jadi inget lagi sama Kim Tak Gu, sudah lama nggak liat aktornya main drama lagi.

    Informasinya lengkap sekali, Mbak. Next semoga bisa praktik.

    BalasHapus
  2. Menarik sekali mbak, artikelnya, jadi penasaran pingin coba. Pernah dengar sekilas tentang ini, eh d sini dibagas lengkap. Thanks for sharing

    BalasHapus
  3. Mensterilkan alat2nya itu yang butuh tenaga ekstra menurutku Kak

    BalasHapus
  4. Aq baru tahu ini mbak bikin ragi dari tepung dan air saja

    BalasHapus
  5. Baru tau pembuatan ragi ternyata begitu, bahannya sederhana ya mbak

    BalasHapus

Posting Komentar