header blog terbaru

Menjaga Kesehatan Mental Ibu Rumah Tangga Melalui Blogging

6 komentar
blogging untuk kesehatan mental
Akhir-akhir ini kesehatan mental menjadi topik yang hangat diperbincangkan. Tak terkecuali isu kesehatan mental ibu rumah tangga.

Seorang wanita kerap kali dihadapkan dengan pilihan bekerja atau fokus mengurus rumah tangga. Kedua pilihan tersebut membawa pada konsekuensi penerimaan dan anggapan dari diri para ibu juga lingkungan sekitarnya.

Bagi seorang ibu yang bekerja, seolah memiliki standar ganda akan sebuah keberhasilan. Baik itu di tempat kerja maupun keberhasilan mengurus rumah dan anak.

Mereka sering disudutkan dengan keputusan berkarir, yang dianggap seakan-akan mengesampingkan kodratnya sebagai wanita. Sementara di dalam hati mereka, tentu keluarga adalah hal yang utama.

Bagi ibu rumah tangga, fokus utama mereka adalah pekerjaan seputar rumah, suami, dan anak. Meski demikian, banyak wanita hebat di seluruh penjuru dunia yang memilih profesi ini. Baik itu atas keinginannya sendiri, ataupun karena tuntutan keadaan.

Berdasarkan sebuah penelitian, ibu rumah tangga ternyata lebih rentan mengalami gangguan kesehatan mental. Ditandai dengan mudah lelah, stress, sering menangis diam-diam, hingga depresi. Seringnya, gejala-gejala tersebut ditemui pada ibu yang hanya mengurus rumah tangga tanpa ada kegiatan sampingan.

Sementara menurut WHO, sehat mental diartikan sebagai kondisi individu yang berada dalam keadaan sejahtera, mampu mengenal potensi dirinya, mampu menghadapi tekanan sehari-hari, dan mampu berkontribusi di lingkungan sosialnya.

Penyebab Ibu Rumah Tangga Rentan Terhadap Gangguan Kesehatan Mental

Sebagai kelompok yang paling rentan terhadap gangguan mental, perlu diketahui bersama beberapa penyebab terbesarnya, antara lain sebagai berikut:

Rutinitas Yang Berulang

Aktivitas mengatur rumah, mengurus kebutuhan suami, dan merawat anak menjadi pekerjaan utama ibu rumah tangga. Dari bangun tidur hingga tidur lagi, sudah bisa dipastikan hal-hal apa saja yang setiap hari dilakukan.

Kebosanan akan pola aktivitas yang berulang, tidak hanya mengakibatkan kelelahan secara fisik. Namun juga kelelahan secara mental yang kerap kali tidak disadari.

Merasa Tidak Diakui

Terkadang apa yang dilakukan ibu rumah tangga, minim apresiasi dari anggota keluarga lainnya. Masih banyak orang yang menganggap pekerjaan ibu rumah tangga hanya mengerjakan hal sepele.

Padahal, baik itu mengatur rumah, mengurus kebutuhan suami, hingga merawat dan mendidik anak membutuhkan skill yang tidak semua orang memilikinya secara alami.

Sebut saja memasak. Tidak semua perempuan mahir memasak. Namun, ketika memilih menjadi ibu rumah tangga, yang semula tidak bisa memasak pun lama kelamaan akan bisa karena terbiasa.

Sering kali, orang lupa pada bagaimana seorang ibu berproses demi keluarganya. Tidak heran jika banyak ibu merasa berjuang mengerjakan banyak hal sendirian.

Kurangnya Waktu Untuk Diri Sendiri

Fokus mengurus rumah tangga, suami, dan anak, membuat ibu lupa menyisakan waktu untuk dirinya sendiri. Beberapa orang menganggap hal ini wajar sebagai bentuk konsekuensi atas pilihannya sebagai ibu rumah tangga.

Meski demikian, kurangnya waktu untuk diri sendiri akan meningkatkan stress bagi seorang ibu akibat kelelahan yang berlebih. Tidak menutup kemungkinan, bahkan merasa kehilangan jati dirinya.

Sering Dihakimi

Ketika terjadi hal-hal yang buruk atau tidak diinginkan, kerap kali ibu menjadi orang pertama yang disalahkan. Seperti anak yang dianggap nakal, maka sebagai ibu rumah tangga sering dianggap tidak berhasil mendidik anak padahal kerjaannya hanya di rumah saja.

Kejadian semacam itu, tanpa disadari menjadi stressor yang kerap dialami ibu rumah tangga. Sekeras apapun seorang ibu mencoba menjelaskan, orang hanya akan berfokus pada kesalahan.

Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental Ibu Rumah Tangga

Kesehatan mental ibu menjadi penentu kebahagiaan rumah tangga. Kebahagiaan ibu adalah sumber energi bagi anggota keluarga lainnya.

Jika ibu bahagia, merawat anak serta suami bisa terlewati dengan penuh cinta dan kasih sayang. Urusan rumah tangga pun bisa diselesaikan dengan baik tanpa diiringi omelan.

Meski rasa bosan dan stress sering melanda, para ibu akan tetap berusaha mengatasinya. Respon stress yang dilakukan, akan mempengaruhi bagaimana cara menyelesaikan setiap masalah. Ada proses coping stress yang tanpa disadari datang beriringan dengan tekanan yang menerpa.

Coping stress merupakan tindakan mengubah persepsi secara terus menerus, upaya untuk mengatasi tuntutan internal dan eksternal yang dipandang sebagai beban atau melebihi sumber daya pribadi.

Kemampuan coping stress menjadi salah satu penentu seseorang adaptif terhadap hal-hal yang terjadi di sekitarnya. Penyesuaian diri yang baik, akan mendukung tercapainya kesehatan mental yang baik pula.

Masalah kesehatan mental sendiri, meski banyak terjadi namun tetap membutuhkan kuasa seorang ahli dalam mengatasinya. Menilai waras atau ketidak warasan seseorang, bukan hanya berdasarkan judgment orang awam atau perasaan pribadi.

Yang bisa dilakukan oleh seorang ibu rumah tangga dalam mengupayakan kesehatan mentalnya adalah dengan berusaha tetap bahagia. Kebahagiaan ini tentu saja sesuatu yang hanya bisa dinilai oleh diri sendiri. Tentunya juga butuh dukungan dari orang di sekitarnya.

Berikut cara yang bisa ditempuh untuk menjaga kesehatan mental:

Produktif Dari Rumah

Berusaha produktif meski di rumah saja, dapat dilakukan dengan melakukan hal-hal sederhana di luar kebiasaan. Sering kali, orang menetapkan standar produktif dengan melakukan sesuatu yang hasilnya terukur secara kuantitas. Padahal, melakukan kegiatan yang mampu meningkatkan kualitas hidup pun termasuk produktif.

Misalnya saja, mempelajari hal-hal baru. Seperti semangatnya seorang ibu rumah tangga yang semula hanya fokus dengan urusan rumah tangga, kini berani untuk belajar blogging dari nol.

Ataupun sekedar pekerjaan rumah yang biasanya diselesaikan selama tiga jam, namun pada hari tertentu dapat diselesaikan dalam waktu kurang dari dua jam. Bagi sebagian orang, hal tersebut sudah termasuk produktif.

Melakukan hal-hal produktif juga bisa dilakukan bersama anggota keluarga lainnya. Contoh aktivitas sederhana ibu rumah tangga yang bisa dilakukan bersama anak seperti mencoba resep baru, menata ulang rumah, bercocok tanam, atau kegiatan lainnya yang jarang dilakukan sehari-hari.

Menentukan Personal Achievement

Ibu perlu menentukan personal achievement di luar urusan rumah tangga dan pengasuhan. Dengan menentukan target dan tujuan pribadi, harapannya ibu akan lebih mudah memetakan apa yang harus dilakukan dan dipelajari.

Jika ibu bekerja punya target capaian dalam jenjang karirnya, maka bagi ibu rumah tangga tidak ada salahnya menargetkan untuk menguasai keahlian tertentu.

Harapannya, dengan adanya personal achievement, dapat mengurai stress seorang ibu rumah tangga. Juga sebagai selingan dari aktivitas yang monoton dan tidak hanya berkutat seputar rumah tangga saja.




Blogging Untuk Menjaga Kesehatan Mental

Blogging menjadi salah satu aktivitas yang banyak menawarkan kesenangan. Tak sedikit yang akhirnya mengembangkan karir sebagai seorang blogger, meski awalnya hanya mencoba mengekspresikan dan mengembangkan diri melalui tulisan.

Di kalangan ibu rumah tangga, banyak yang memilih sebagai blogger untuk menyalurkan hobi hingga mendapatkan penghasilan tambahan. Bahkan, komunitas-komunitas blogger perempuan mulai menjamur dengan sebagian anggotanya adalah ibu rumah tangga.

Awalnya, kebanyakan para ibu menjadikan blog sebagai tempat untuk merefleksikan pikiran dan perasaan. Namun, lambat laun ketika mereka semakin banyak belajar, mereka menyadari bahwa menjaga kesehatan mental sekaligus berkarir dari rumah dapat dilakukan dengan blogging.

Personal Achievement Dalam Blogging

Menjadi mom blogger merupakan target yang bisa dicapai dengan tekun mempelajari dunia blogging. Ada banyak hal yang perlu dilakukan untuk menjadi seorang blogger profesional. Tentu saja, juga butuh waktu yang tidak sebentar dan usaha yang tidak mudah.

Setiap fase yang dilewati dapat juga dijadikan personal achievement. Seperti memberanikan diri mengikuti kelas blogging dengan serangkaian materi dan penugasannya hingga selesai.

Dilanjutkan dengan berani memulai dengan alasan yang kuat agar tidak mudah goyah. Sekaligus diiringi pula dengan kesabaran, ketekunan, dan konsistensi untuk melewati setiap prosesnya.

Pun dalam tahapan blogging, bagi ibu rumah tangga yang hanya di waktu-waktu tertentu saja bisa blogging. Setiap prosesnya dapat dibuat target-target tertentu untuk mencapainya.

Mulai dari menentukan topik blog, memperbarui konten secara rutin, mengatur template, memetakan target pembaca, mempelajari dan menerapkan search engine optimization, hingga monetisasi blog.

Contoh sederhananya, ketika target pengunjung atau pendapatan tercapai. Tentu akan menjadi sebuah kebahagiaan tersendiri bagi ibu yang memang menjadikan blog untuk meningkatkan pendapatan.

Berkarir Sebagai Blogger

Setelah setiap fase blogging dilalui dengan baik, tidak mustahil seorang ibu rumah tangga mampu menjadi blogger profesional. Menapaki karir di dunia blogging yang cenderung fleksibel, tidak perlu membuat khawatir dengan urusan rumah tangga.

Mengembangkan karirnya pun, dapat dilakukan juga meski di rumah saja. Sebagai contoh mulai mengembangkan website, menjual konten dan jasa, berbisnis lewat website, hingga duplikasi model yang melahirkan blog maupun website lainnya.

Pengakuan

Berkembangnya karir ibu rumah tangga menjadi blogger profesional, menunjukkan bahwa meski di rumah saja, mereka mampu bertumbuh dan berdaya. Tidak lagi dipandang sebelah mata dan dibandingkan dengan ibu yang bekerja.

Tak cukup hanya itu saja, pengakuan publik akan hadirnya sosok blogger profesional dengan latar belakang ibu rumah tangga, kini sering ditemui pembicara-pembicara seminar atau kelas blogging yang mereka adalah ibu rumah tangga sekaligus mom blogger.

Penutup

Ibu rumah tangga yang sehat mental akan mampu bekerja secara produktif dan bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya. Produktivitas dan kebermanfaatan tidak selamanya diukur berdasarkan lokasi, melainkan dampak positif yang mampu diberikan.

Untuk itu sebagai ibu rumah tangga perlu adanya kesadaran menjaga kesehatan mental dirinya dengan terus berusaha produktif dan menetapkan personal achievement tanpa harus membandingkan pencapaian diri dengan orang lain.

Di sisi lain, penting bagi setiap individu lainnya menghentikan stigma negatif tentang profesi ibu rumah tangga. Sebab, stigma juga mempengaruhi kesehatan mental ibu rumah tangga.

Mari saling jaga, saling menghargai, saling mendukung, apapun profesi kita.

Related Posts

6 komentar

  1. dan ternyata menjadi mom blogger itu gak mudah juga yaa.. banyak tantangannya 😄semangat para mom blogger 😃

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaa, harus kuat menjaga niat dan mengingat alasan biar gak terhempas. Hehe

      Hapus
  2. Jadi inget sama ibu di rumah, moga bisa tetap produkif di dunia blogging mbak

    BalasHapus
  3. Wah ternyata blogging bisa menyehatkan mental buat buibu. Tapi saya ga paham deh gimana capeknya, yang masih remaja begini aja capek banget lo bu 😭🤣

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nanti akan ada capek-capek lainnya lagi. Hehehe

      Hapus

Posting Komentar