Sebetulnya sudah sejak lama ingin menuliskan pengalaman sleep training bayi 4 bulan yang diterapkan pada anak perempuan saya. Tapi, apa boleh dikata ternyata sekalipun kini anaknya sudah punya jadwal tidur yang teratur dan mandiri, tentu kondisi seperti tidak sepenuhnya ideal.
Maju mundur mau berbagi tips, di sisi lain ada rasa khawatir apakah cara yang kami–sebagai orang tuanya telah menerapkan dengan tepat apa belum? Atau justru terlalu memaksa anak biar memenuhi ekspektasi orang tua?
Tapi, berseliweran konten tentang Nikita Willy yang juga menerapkan pada usia anak yang sama dengan pendekatan cara yang sedikit berbeda, maka saya yang rakyat jelata ini mulai yakin untuk membagikannya. Pengalaman pertama untuk membangun kebiasaan disiplin pada anak.
Mengenal Sleep Training dan Sleep Association, Langkah Awal Mengajarkan Kedisiplinan dan Kemandirian
Sleep training merupakan metode yang membantu mengajari bayi untuk tidur dengan nyaman dan mandiri. Idealnya, pada usia 4 bulan, bayi sedang mengalami perkembangan tidur yang cukup signifikan dan memasuki fase yang lebih terstruktur.Sebelum lebih jauh membahas tentang sleep training, mari sejenak kita renungkan. Apakah bayi kita benar-benar membutuhkannya? Apakah sebagai orang tua kita sudah siap dengan setiap prosesnya? Apakah ini murni memikirkan yang terbaik bagi anak dan bukan ambisi sebagai orang tua? Hal-hal tersebut patut kita renungi agar tidak menjadi beban di kemudian hari bagi orang tua maupun anak.
Kebetulan, sejak hamil saya telah merencanakan untuk menerapkan sleep training ketika anak usia 4 bulan. Bukan semata-mata untuk mendisiplinkannya. Tapi untuk menerjemahkan kebutuhan biologis anak dengan lebih detail.
Di usia kandungan memasuki trimester 3, saya mulai sounding ke dalam janin yang mulai aktif merespon rangsangan cahaya maupun suara dari luar, dengan mengenalkan jam tidur. Menghapal kapan waktunya ia menendang, bereaksi ketika disentuh ataupun mendengar suara tertentu.
Hingga akhirnya saya mulai memahami kapan dia bangun dan tidur selama masih di dalam kandungan. Membaca kebiasaan janin di perut menendang di jam-jam malam, saya pun kerap berkata sambil mengelus perut, “Nak, ini saatnya jam tidur. Yuk kita tidur…”. Begitu pula dengan pagi hari yang dirasa tepat untuk membangunkannya.
Dari pengalaman sounding tersebut, alhasil ketika baru lahirpun anak tidak banyak mengajak begadang. Terbangun di malam hari karena menyusu saya anggap wajar, karena memang seperti itu siklusnya.
Hingga akhirnya saya mulai memahami kapan dia bangun dan tidur selama masih di dalam kandungan. Membaca kebiasaan janin di perut menendang di jam-jam malam, saya pun kerap berkata sambil mengelus perut, “Nak, ini saatnya jam tidur. Yuk kita tidur…”. Begitu pula dengan pagi hari yang dirasa tepat untuk membangunkannya.
Dari pengalaman sounding tersebut, alhasil ketika baru lahirpun anak tidak banyak mengajak begadang. Terbangun di malam hari karena menyusu saya anggap wajar, karena memang seperti itu siklusnya.
Perihal bedagadang, dalam hal ini saya dan suami memperbaiki mindset tentang bayi baru lahir, belum memahami jam geologis, yang mereka tau adalah jam biologis. Terutama untuk menyusu, dan sesekali BAK/BAB.
Dari situlah hingga memasuki usia 4 bulan, kami mulai mengamati perilaku anak ketika menjelang tidur. Sebelum menerapkan sleep training, pada akhirnya kami memilih mengenal sleep association pada anak kami.
Sleep association merupakan hal-hal atau kondisi tertentu yang menjadi kunci atau terkait erat dengan kemampuan bayi untuk tertidur atau melanjutkan tidur. Bayi sering kali mengembangkan asosiasi tidur dengan suatu stimulus atau rutinitas tertentu yang membuat mereka merasa nyaman dan aman saat tidur.
Terdapat dua jenis sleep association. Ada positive sleep association, dimana anak tidak butuh bantuan dari luar dirinya untuk tertidur. Contohnya anak menggerakkan salah satu anggota badannya sampai tertidur.
Sementara negative sleep association, anak butuh bantuan dari luar seperti orang tua atau benda-benda tertentu untuk tertidur. Seperti butuh digendong atau ditimang oleh orang tuanya, perlu rangsangan suara, atau menyusu.
Selain sleep association, ada pula self soothe yang berkaitan erat dengan menerapkan sleep training, upaya anak untuk menenangkan dirinya sendiri ketika terbangun dari tidur. Dari pengamatan dan pendampingan yang kami lakukan, ternyata anak kami cenderung menerapkan negative sleep association karena masih butuh bantuan orang tua untuk bisa terpejam. Tapi ketika terbangun, dia sudah bisa menenangkan dirinya untuk tidur kembali.
Pengalaman menemani anak menerapkan sleep training menjadi salah satu pelajaran berharga. Tidur bukan sekedar aktivitas untuk mengistirahatkan badan, namun juga bernilai ibadah. Untuk itulah, pembiasaan tidur sejak dini semoga jadi bagian cara kami menanamkan nilai bahwa hal-hal sederhana pun bisa bernilai ibadah.
Dari situlah hingga memasuki usia 4 bulan, kami mulai mengamati perilaku anak ketika menjelang tidur. Sebelum menerapkan sleep training, pada akhirnya kami memilih mengenal sleep association pada anak kami.
Sleep association merupakan hal-hal atau kondisi tertentu yang menjadi kunci atau terkait erat dengan kemampuan bayi untuk tertidur atau melanjutkan tidur. Bayi sering kali mengembangkan asosiasi tidur dengan suatu stimulus atau rutinitas tertentu yang membuat mereka merasa nyaman dan aman saat tidur.
Terdapat dua jenis sleep association. Ada positive sleep association, dimana anak tidak butuh bantuan dari luar dirinya untuk tertidur. Contohnya anak menggerakkan salah satu anggota badannya sampai tertidur.
Sementara negative sleep association, anak butuh bantuan dari luar seperti orang tua atau benda-benda tertentu untuk tertidur. Seperti butuh digendong atau ditimang oleh orang tuanya, perlu rangsangan suara, atau menyusu.
Selain sleep association, ada pula self soothe yang berkaitan erat dengan menerapkan sleep training, upaya anak untuk menenangkan dirinya sendiri ketika terbangun dari tidur. Dari pengamatan dan pendampingan yang kami lakukan, ternyata anak kami cenderung menerapkan negative sleep association karena masih butuh bantuan orang tua untuk bisa terpejam. Tapi ketika terbangun, dia sudah bisa menenangkan dirinya untuk tidur kembali.
Pengalaman Menerapkan Sleep Training
Setelah memahami sleep association dan self soothe anak, kami semakin yakin untuk memulai sleep training secara perlahan. Berikut beberapa tips untuk menerapkannya:1. Kenali Kebutuhan Tidur Bayi
Setiap bayi memiliki kebutuhan tidur yang berbeda. Pada usia 4 bulan, bayi rata-rata membutuhkan 12-15 jam tidur dalam sehari, termasuk tidur malam dan tidur siang. Mengamati pola tidur bayi, termasuk kapan mereka merasa mengantuk dan berapa lama tidur mereka akan berguna untuk menentukan jam tidur yang tepat.2. Kerja Sama dengan Pasangan
Menyadari bahwa proses sleep training ini akan panjang, perlu kerja sama dengan pasangan sebagai support system. Melibatkan sosok ayah dalam setiap fase perkembangan anak sangat perlu dilakukan akan tercipta bonding ayah dan anak.3. Buat Rutinitas Tidur yang Konsisten
Manfaat mengenali sleep association pada anak adalah untuk mendukung rutinitas tidur yang konsisten guna memberi sinyal pada anak kapan saatnya untuk tidur. Bisa dengan mematikan lampu kamar, membacakan buku, mendongeng, atau menyanyikan lagu pengantar tidur.4. Beri Kesempatan Anak Untuk Menenangkan Diri
Metode sleep training yang cukup populer adalah Metode Ferber, yaitu dengan membiarkan bayi menenangkan diri mereka sendiri ketika hendak tidur. Mulailah dengan menaruh bayi yang masih terjaga di tempat tidur mereka, biarkan mereka menangis selama beberapa menit sebelum kita menghampiri mereka. Secara bertahap, perpanjang interval kapan harus memperhatikan mereka ketika menangis, kemudian hampiri sejenak, hingga bayi belajar tidur dengan mandiri.5. Pahami Tangisan Bayi
Menangis adalah cara bayi untuk berkomunikasi. Sebagai orang tua, kita perlu memahami perbedaan antara tangisan lapar, bosan, atau hanya butuh penghiburan. Dalam sleep training, penting sekali untuk bisa membedakan tangisan yang membutuhkan perhatian segera dan tangisan yang bisa dibiarkan agar bayi bisa menenangkan dirinya.6. Bersabar dan Konsisten
Sleep training membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Bayi perlu beradaptasi dengan perubahan melalui belajar tidur secara mandiri. Tentu ini adalah hal yang tidak mudah. Butuh pendampingan dari orang tua yang mencoba terus bersabar dan konsisten dalam setiap prosesnya.Pengalaman menemani anak menerapkan sleep training menjadi salah satu pelajaran berharga. Tidur bukan sekedar aktivitas untuk mengistirahatkan badan, namun juga bernilai ibadah. Untuk itulah, pembiasaan tidur sejak dini semoga jadi bagian cara kami menanamkan nilai bahwa hal-hal sederhana pun bisa bernilai ibadah.
Posting Komentar
Posting Komentar