Sejak saat itulah saya ingin lebih serius memahami dan terlibat dalam mewujudkan ruang inklusi. Ditambah lagi ketika mengikuti Pelatihan Ibu Penggerak yang diadakan Sidina Community sebagai komunitas mitra resmi Kemendikbud, saya semakin tertarik dengan isu pendidikan inklusif.
Di sisi lain, berbicara tentang inklusi sebagai upaya membangun lingkungan yang terbuka bagi siapa saja dengan latar belakang dan kondisi yang berbeda-beda, maka perlu bekal yang kuat bagi diri agar lebih bisa berguna bagi orang lain tanpa mengambil hak mereka.
Status sebagai ibu yang menjadi pusat kehidupan di keluarga, menyadarkan bahwa sebelum menuju ruang inklusi, saya harus lebih mengenali diri agar bisa menyeimbangkan peran di ranah domestik maupun publik tanpa bertindak semaunya. Sebab itulah, membangun self-love menjadi prioritas ketika ingin menebarkan kebermanfaatan yang lebih luas.
Pentingnya Self-Love Untuk Mencintai Diri Tanpa Merugikan Orang Lain
Tampaknya, betul jika banyak yang bilang bahwa jika ibu bahagia, seisi keluarga pun akan lebih mudah bahagia. Mau tidak mau, suka tidak suka, predikat jantung emosi di keluarga semakin erat dengan keberadaan ibu. Sebab itulah tangki cinta seorang ibu tidak boleh kosong.Self-love merupakan aspek penting untuk kesehatan mental, sebuah tindakan lebih menghormati diri sendiri dengan mengenali dan mencintai diri secara bijak. Mencintai diri tidak sama dengan egois.
Perilaku egois hanya berfokus pada diri, memperlakukan diri dengan semaunya untuk memenuhi segala bentuk keinginan, mengambil hak dan merugikan orang lain. Sementara self-love berupaya memenuhi kebutuhan diri untuk menebarkan manfaat kepada orang lain, memahami diri secara utuh.
Dengan menerapkan self-love, seseorang akan lebih bisa terkoneksi ke dalam diri mereka sendiri. Sekaligus mampu merawat ruh, jasad, dan akal serta lebih bijak dalam menerima perasaan dan ketidaknyamanan yang hadir.
Membangun inklusivitas membutuhkan pribadi dengan jiwa yang utuh. Sebab, bukanlah hal yang mudah menerima perbedaan latar belakang dan kondisi setiap orang. Apalagi jika merasa diri lebih baik dibanding orang lain.
Tidak cukup sampai disitu, inklusi memberikan ruang bagi setiap orang untuk berkarya dan mendapatkan hak yang sama. Ketika seseorang mampu menerapkan konsep self-love dengan baik, maka ia akan lebih bisa berpikir dan bertindak positif. Kepuasan hidup pun bukan sekedar pada pencapaian diri, tapi juga bagaimana bisa menjadi insan yang lebih bermanfaat bagi sekitarnya.
Cara Untuk Menumbuhkan Self-Love
Beruntungnya, ketika ingin belajar lebih memahami tentang inklusivitas, Tuhan menjawab keinginan saya melalui Bootcamp Duta Inklusif 2023 yang menjadi salah satu Gerakan Ibu Inklusif yang diinisiasi oleh Ibu Profesional.Di materi pertama ini, saya berkesempatan belajar dari Mbak Michelle Ronida CH., CHt. yang juga berprofesi sebagai certified emotional healing therapist. Bersama beliau, peserta diajak untuk lebih memahami bagaimana mencintai diri sendiri. Dijelaskan pula cara untuk self love yang tepat sebagaimana berikut:
1. Me Time
Me time bukan sekedar untuk bersenang-senang atau menghabiskan waktu untuk hal-hal yang sifatnya rekreasional sementara. Meluangkan waktu untuk terkoneksi dengan diri sendiri menjadi bagian dari self-love.Di waktu spesial ini, kita bisa melakukan refleksi, menelusuri kembali apakah ada perasaan negatif yang belum tersalurkan, hingga mengadu pada Sang Pencipta. Dengan cara inilah kita berupaya lebih mengenali dan memahami diri sendiri.
2. Instal Syukur
Barangkali, banyak dari kita yang kerap melewatkan rasa syukur sebagai bagian dari mencintai diri sendiri. Padahal cara ini termasuk langkah jitu untuk menghadirkan sikap penerimaan.Dengan menginstall rasa syukur, kita bisa menerima apapun yang dimiliki dengan hati lapang, melihat setiap hal yang diterima sebagai sebuah nikmat, dan tidak lagi membandingkan dengan apa yang orang miliki.
3. Belajar Hal Baru
Salah satu cara menerapkan self-love adalah dengan memberi asupan positif bagi akal agar tidak terforsir pada hal-hal negatif yang justru membuat kita tidak produktif. Mempelajari sesuatu yang baru juga menjadi bentuk investasi leher ke atas.Bagi seorang ibu, penting untuk membekali diri dengan skill baru. Selain sebagai cara mother culture, terus belajar juga bisa meningkatkan kualitas diri dan bisa dijadikan teladan bagi anak-anak.
4. Bijak Bermedsos
Tidak bisa dipungkiri, transformasi digital yang begitu masif mendorong setiap orang untuk bisa beradaptasi. Salah satunya dengan kehadiran media sosial yang erat sekali dengan hidup kita.Banyak dari kita yang mungkin bekerja bahkan menghabiskan waktu melalui media sosial. Tidak sedikit pula yang akhirnya mudah terpengaruh oleh postingan orang lain baik secara positif maupun negatif.
Menerapkan self-love di era masifnya arus informasi seperti saat ini, bisa dilakukan dengan bijak dalam menggunakan media sosial. Melihat unggahan orang lain sebagai bentuk motivasi dan kita pun mengunggah hal-hal yang positif saja. Sebab, segala sesuatu akan dimintai pertanggungjawaban, termasuk apa yang kita bagikan di dunia maya.
5. Self Care
Merasa tidak baik-baik saja adalah hal yang wajar. Mengakui dan menerima setiap perasaan yang hadir sebagai bentuk peduli pada diri sendiri penting dilakukan agar kita tidak terus menerus terjebak pada rasa bersalah dan rendah diri.Tidak mengapa sejenak berhenti untuk memahami dan merawat luka diri untuk kemudian kembali melangkah dengan semangat yang baru. Jika bukan kita yang peduli dengan diri sendiri, maka siapa lagi?
6. Be Mindful
Membangun kesadaran saat beraktivitas apapun menjadi bagian proses self-love yang akan membantu terhubungnya jiwa dan raga. Koneksi antara keduanya akan membuat apa yang kita lakukan terasa lebih bermakna.Menikmati setiap proses dan bersabar bisa menjadi langkah untuk lebih mindful. Dengan demikian, kita akan lebih mudah memahami bahwa segala yang terjadi dan diupayakan adalah bagian hidup yang berarti.
7. Menjadi Diri Versi Terbaik
Self-love bukan berarti sekedar menerima diri apa adanya, namun terus berusaha berproses untuk menjadi versi terbaik. Untuk itulah kita perlu memperbaiki kualitas diri untuk mewujudkan visi hidup dengan sebaik-baiknya.Menjadi versi terbaik dari sendiri sejatinya adalah upaya menaklukkan sisi-sisi negatif dengan proses memperbaiki diri. Sekaligus berusaha sebaik mungkin mengatasi keinginan untuk menuruti hawa nafsu.
Memahami pentingnya self-love, bagi seorang ibu akan membantu merawat kesehatan mental sekaligus menumbuhkan kekuatan dalam menjalankan perannya di keluarga maupun untuk sekitarnya. Apapun profesinya, sebagai ibu rumah tangga maupun ibu bekerja kita tidak akan lagi haus akan pengakuan.
Di samping itu, jika kita ingin menyuarakan inklusivitas, maka self-love ini layaknya bekal agar kita lebih bijak melangkah dan menerima setiap perbedaan. Serta memanfaatkan setiap perbededaan tersebut sebagai langkah untuk bersama bertumbuh, berdaya, dan bermakna.
Posting Komentar
Posting Komentar