Masalah stunting masih menjadi perhatian besar di dunia kesehatan. Tapi, belum banyak orang yang paham tentang penyebab, ciri, dan cara mencegah stunting pada anak.
Seperti apa sih stunting? Yuk, cari tau lebih banyak tentang penyakit ini.
Apa Itu Stunting
Berdasarkan WHO, stunting adalah gangguan tumbuh kembang anak yang disebabkan kekurangan asupan gizi, terserang infeksi, maupun stimulasi yang tak memadai.Seorang anak dapat dikatakan terkena stunting, jika tinggi badannya berada di bawah standar pertumbuhan anak seusianya. Sehingga anak stunting cenderung lebih kerdil dari pada anak lainnya.
Stunting diukur sebagai status gizi dengan memperhatikan tinggi badan, umur, dan jenis kelamin. Anak dikategorikan stunting apabila tinggi badannya menunjukkan angka di bawah -2 standar deviasi (SD).
Tidak hanya tampak pendek, stunting juga meningkatkan resiko terganggunya perkembangan kognitif, memperlambat perkembangan motorik, dan membuat anak lebih rentan terhadap penyakit kronis.
Namun, tidak serta merta anak dengan tubuh pendek mengalami stunting. Dalam kondisi ini perlu dilihat kecukupan asupan nutrisi harian anak.
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, prevalensi stunting di negara kita yaitu 24,4 %. Angka tersebut masih di atas standar yang ditoleransi WHO.
Untuk itu, pemerintah melalui pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) menargetkan untuk menurunkan prevalensi sebesar 3%. Penanganan stunting ini akan difokuskan pada daerah dengan prevalensi yang paling tinggi.
Penyebab Stunting
Selain itu, masih banyak masyarakat yang belum menyadari akan bahaya dan memahami cara mencegah stunting pada anak. Berikut ini beberapa hal yang menjadi faktor penyebab stunting pada anak:
1. Kekurangan gizi pada ibu hamil
Stunting bisa terjadi apabila ibu hamil tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup. Seperti kalsium, zat besi, asam folat, omega-3, serta vitamin dan mineral penting lainnya.Bagi para perempuan perlu memperhatikan kehamilannya dengan mengkonsumsi makanan bergizi. Agar bisa optimal pertumbuhan dan perkembangan anak sejak 1000 hari di usia pertamanya mulai dari dalam kandungan.
2. Infeksi atau penyakit menular
Balita usia 3-18 bulan lebih berisiko terpapar banyak penyakit berbahaya, mudah terinfeksi, dan mengalami gangguan pertumbuhan. Hal tersebut memicu gizi buruk, stunting, maupun wasting.3. Kebutuhan gizi dan nutrisi anak yang tidak terpenuhi
Selain pada masa kehamilan, ketika baru lahir hingga periode emas, anak membutuhkan asupan gizi seimbang dan nutrisi lengkap untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangannya.Pemberian makanan dengan gizi seimbang dan nutrisi lengkap ini akan berpengaruh pada kesehatan otak, fisik, mental, emosional, dan kognitif. Kekurangan gizi kronis pada anak dalam waktu yang lama akan meningkatkan berisiko stunting.
4. Pola pengasuhan yang kurang memadai
Keterbatasan pengetahuan orang tua dalam pengasuhan dan pentingnya gizi bagi anak, akan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Tidak sedikit anak yang mengalami gangguan pertumbuhan, kekurangan asupan nutrisi, hingga terganggunya kesehatan mental akibat pola pengasuhan yang kurang tepat.5. Faktor lingkungan
Masih banyak ditemui kurangnya akses keluarga pada makanan bergizi yang disebabkan faktor ekonomi menjadi salah satu faktor penyebab stunting. Harga bahan pangan kaya nutrisi yang mahal, sulit dijangkau kalangan masyarakat tertentu.Ditambah lagi terbatasnya layanan kesehatan termasuk pelayanan ANC-Antenatal Care (pelayanan kesehatan untuk ibu selama masa kehamilan) dan Postnatal Care di beberapa daerah, membuat arus informasi dan tindakan pencegahan kurang maksimal dilaksanakan.
Tidak sedikit pula lingkungan tempat tinggal yang belum memperhatikan akses air bersih dan sanitasi, menyebabkan masyarakatnya sulit menerapkan hidup sehat dan rentan terinfeksi berbagai macam bakteri maupun virus.
Ciri-ciri Stunting Pada Anak
Tidak semua orang bisa mengetahui apakah anaknya mengalami stunting. Oleh sebab itu, orang tua harus mengetahui ciri-ciri stunting pada anak agar bisa menentukan langkah penanganan yang tepat.
1. Postur tubuh anak pendek
Tubuh pendek menjadi ciri yang paling umum terjadi. Hal ini dikarenakan pertumbuhan tinggi melambat karena kurangnya asupan nutrisi harian.Yang perlu diingat bahwa tubuh pendek (stuned) tidak melulu menandakan stunting. Meski sama-sama memperlihatkan ciri tubuh yang lebih pendek, penanganan kesehatannya berbeda.
Stunting diikuti dengan gangguan pertumbuhan dan kesehatan lainnya. Seperti terganggunya pertumbuhan otak dan organ lain terganggu, anak lebih berisiko terkena diabetes, hipertensi, dan gangguan jantung.
Sementara stuned, anak memiliki postur tubuh pendek namun tidak disertai gangguan pertumbuhan dan kesehatan lainnya. Biasanya dikarenakan faktor genetik. Secara sederhana, anak bertubuh pendek belum tentu stunting, namun stunting pasti anak bertubuh pendek.
2. Melemahnya daya tahan tubuh
Stunting juga dicirikan dengan menurunnya fungsi kekebalan tubuh akibat kurangnya asupan nutrisi dalam waktu yang lama. Menyebabkan anak mudah sakit dan terinfeksi. Seperti mudah demam, diare, dan muntah.3. Menurunnya kemampuan kognitif
Ketika pertumbuhan dan perkembangan otak terganggu, akan menyebabkan penurunan tingkat kecerdasan. Hal tersebut akan berpengaruh pada kemampuan akademik karena anak kesulitan belajar.4. Terhambatnya pertumbuhan tulang dan gigi
Pertumbuhan tulang dan gigi ditentukan oleh kalsium. Jika anak tidak mendapatkan asupan nutrisi yang baik, termasuk di dalamnya kekurangan kalsium, akan menghambat pertumbuhan tulang dan gigi.5. Mengalami gangguan bicara
Penderita stunting biasanya jarang melakukan kontak mata dengan lawan sehingga mengakibatkan tidak memiliki respon yang baik jika diajak berkomunikasi.Cara Mencegah Stunting Pada Anak Sejak Masa Kehamilan
1. Menerapkan pola hidup bersih dan sehat
Faktor kebersihan lingkungan secara tidak langsung berpengaruh pada meningkatnya risiko stunting. Anak-anak akan lebih rentan sakit ketika lingkungan sekitarnya kotor.Untuk mencegah infeksi bakteri maupun virus, perlu membiasakan perilaku hidup bersih dengan mencuci tangan menggunakan air dan sabun, serta memastikan peralatan makan selalu bersih sebelum digunakan.
Membersihkan lingkungan tempat tinggal juga tidak kalah pentingnya. Tidak hanya menjaga kebersihan di dalam rumah, namun juga perlu menata pekarangan agar tidak menjadi sarang hewan yang berpotensi menimbulkan penyakit.
2. Menghindari asap rokok
Paparan asap rokok dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur, berat badan rendah, hingga mengalami stunting. Oleh karena itu, ibu hamil tidak seharusnya merokok. Jika ada anggota keluarga yang merokok, sebaiknya meminta mereka untuk merokok di luar rumah.3. Melakukan pemeriksaan rutin
Pemeriksaan kandungan secara rutin dilakukan untuk memantau tumbuh kembang janin dan mendeteksi apabila kesehatan ibu maupun janin bermasalah. Dengan pemeriksaan ini akan lebih mudah dalam menentukan penanganan awal jika terdapat masalah sehingga mengurangi risiko stunting.Begitu pula pemeriksaan pada anak-anak baik itu di posyandu, rumah sakit, ataupun klinik dokter anak. Membantu pemantauan tumbuh kembang anak sesuai tahapan usianya.
4. Melakukan olahraga rutin dan hobi
Berolahraga sesuai dengan kondisi dan usia kehamilan akan meningkatkan kesehatan dan menjaga stamina ibu hamil. Olahraga yang tepat juga akan mengurangi risiko stunting pada anak.Tetap melakukan hobi, akan membantu menjaga stabilitas emosi ibu hamil demi mendukung perkembangan janin yang baik. Seperti memilih hobi blogging atau bercocok tanam untuk menjaga kesehatan mental.
5. Memenuhi kebutuhan nutrisi bagi ibu dan anak
Pemenuhan nutrisi ibu selama kehamilan dan menyusui dengan makanan sehat serta nutrisi yang dibutuhkan bayi adalah hal yang sangat penting. Cara ini dirasa yang paling efektif dalam mencegah stunting.Mengkonsumsi berbagai makanan yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, zat besi, dan asam folat membantu mengoptimalkan tumbuh kembang janin. Sekaligus akan memberi banyak bermanfaat selama proses menyusui.
Pemenuhan gizi bagi anak juga dilakukan dengan memberi ASI eksklusif hingga bayi berusia 6 bulan. Dilanjutkan pemberian MPASI dengan makanan-makanan yang berkualitas, memenuhi gizi makro maupun mikro yang dibutuhkan anak.
Likers Sistik Hati Ayam, Cemilan Sehat Kaya Manfaat
Siapa sih yang gak suka ngemil? Sebagaimana telah dipaparkan penyebab, ciri-ciri, dan cara mencegah stunting pada anak, salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah memilih cemilan sehat.
Berdasarkan hasil penelitian Nutrition Working group Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Penelitrian Gizi, yang sudah dilakukan sejak tahun 2014 masih banyak ditemui anak-anak dan ibu yang mengalami anemia. Tidak sedikit pula ditemui anak stunting.
Untuk itu, dilakukan riset yang bertujuan membantu mencegah lebih banyak lagi kasus anemia dan stunting. Ditemukanlah produk unggulan yang bisa dijadikan pilihan untuk mencegah anemia dan stunting dengan harga terjangkau dan aman dikonsumsi, yaitu Likers Sistik Hati Ayam.
Apa Itu Likers Sistik Hati Ayam?
Likers (Liver Snackers) Sistik Hati Ayam merupakan cemilan sehat yang berbahan dasar hati ayam, tepung cangkang telur, dan tepung terigu dengan kandungan tinggi protein, kalsium, dan zat besi.
Dari pilihan bahan yang digunakan beserta kandungannya, Likers Sistik Hati Ayam ini cocok dikonsumsi oleh ibu hamil, anak-anak, maupun anggota keluarga lainnya. Sekaligus untuk mencegah anemia dan stunting.
Cemilan yang tersedia dalam bentuk sistik fresh from cooking ini diproduksi oleh Nutricious Food. Diproses dengan memperhatikan kualitas bahan, higienisitas dan sanitasi yang baik, serta memanfaatkan teknologi canggih agar penyimpanannya bertahan lama.
Tidak hanya itu, produk ini juga telah melewati serangkaian uji laboratorium baik nilai gizi, toksisitas, dan juga logam berat yang lengkap dan ketat, untuk memastikan kualitas dan keamanan produk.
Dari pilihan bahan yang digunakan beserta kandungannya, Likers Sistik Hati Ayam ini cocok dikonsumsi oleh ibu hamil, anak-anak, maupun anggota keluarga lainnya. Sekaligus untuk mencegah anemia dan stunting.
Cemilan yang tersedia dalam bentuk sistik fresh from cooking ini diproduksi oleh Nutricious Food. Diproses dengan memperhatikan kualitas bahan, higienisitas dan sanitasi yang baik, serta memanfaatkan teknologi canggih agar penyimpanannya bertahan lama.
Tidak hanya itu, produk ini juga telah melewati serangkaian uji laboratorium baik nilai gizi, toksisitas, dan juga logam berat yang lengkap dan ketat, untuk memastikan kualitas dan keamanan produk.
Kandungan Gizi Likers Sistik Hati Ayam
Terbuat dari bahan dasar hati ayam, tepung kulit telur, dan tepung terigu, membuat Likers Sistik Hati Ayam memiliki sejumlah zat gizi yang baik, diantaranya:
- Hati ayam, dalam 3,5 ons mengandung 30,39 gram protein, kandungan zat besi (Fe) 8,99 mg/100 gr, dan asam folat yang cukup tinggi sebesar 588 mg/100 gr.
- Kulit telur, memiliki kandungan kalsium (Ca) yang tinggi, yaitu 38200 mg/100 gr.
Mengapa Harus Memilih Likers Sistik Hati Ayam?
Sebagai cemilan sehat yang bisa dinikmati oleh semua kalangan keluarga, setidaknya ada 4 alasan mengapa memilih produk ini:
- Untuk anak atau anggota keluarga yang tidak suka hati ayam, bau dan rasa sistiknya tidak terlalu dominan, meskipun rasa hatinya masih bisa dinikmati.
- Tekstur krenyesnya cenderung lebih mudah dikunyah.
- Packaging praktis, sehingga mudah dibawa kemana saja.
- Produk bisa bertahan hingga 3 bulan.
- Tersedia berbagai varian rasa dalam berbagai ukuran kemasan, yaitu rasa original, keju, original pedas, dan keju pedas.
Meski teksturnya cenderung mudah dinikmati dan tidak membuat rahang pegal-pegal, untuk balita usia dibawah satu tahun sistik ini masih cenderung agak keras.
Untuk anak usia satu tahun ke atas atau yang sudah tumbuh gigi, serta berdasarkan kandungan nutrisi dan manfaatnya, makanan ini bisa diberikan sebagai MPASI.
Referensi
- Apa Itu Stunting? Ini Arti, Penyebab, dan Pencegahaannya Pada Anak -https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5334137/apa-itu-stunting-ini-arti-penyebab-dan-pencegahannya-pada-anak
- Cara Mencegah Stunting Pada Anak Sejak Masa Kehamilan - https://www.alodokter.com/cara-mencegah-stunting-pada-anak-sejak-masa-kehamilan
- Pencegahan Stunting Pada Anak - https://promkes.kemkes.go.id/pencegahan-stunting
- Sistik Hati Ayam - ttps://nutriciousfood.com/sistik-hati-ayam/
Jadi pengen coba likers sistik hati ayam, bagus buat nambah zat besi anak.
BalasHapusIyaa, boleh dicoba. Buat ibunya juga boleh. Hehe
Hapusstunting memang menjadi salah satu fokus banyak pihak ya...untuk mencegahnya bisa dengan langkah mudah seperti mengkonsumsi camilan seperti ini
BalasHapusBetul, mbak... Cemilan seperti ini cocok buat yg gak doyan hati ayam
HapusAnak pertama saya nggak pendek sih, tetapi kurus :( Baru tahu cemilan sehat ini, kapan-kapan harus beliin buat anak-anak, nih.
BalasHapusSamaaa. Anak sy jg relatif kurus meski tergolong normal. Tp sekali sakit, bisa langsung turun parah. Nyediain cemilan kaya gini jg biar anak gak nyemil sembarangan. Heheh
HapusCamilan kaya manfaat ya. Anak² pasti suka ini. Menyehatkan pula. Btw stunting itu memang masih membayangi anak² masa kini krn kurangnya pemahaman ibu hamil akan kebutuhan gizi sih
BalasHapusBetul sekali, mbak... Barengan aku hamil aja, rata-rata diminta naikin HB. Bahkan bbrp kena anemia defisiensi. Cemilan kaya gini ngebantu banget yg gak doyan ati..
Hapusterimakasih informasinya tentang stuntingnya mba, snacknya juga kayanya bisa buat rekomendasi buah tangan buat keponakan nih
BalasHapusSama-sama, mbak. Buat anggota keluarga lainnya jg cocok. Hehe
HapusKalau balita susah makan bisa berpotensi stunting ya Kak?
BalasHapusKalo nutrisi makanannya kurang adekuat, iya bisa berpotensi. Tp ada baiknya konsultasi ke dokter anak atau screening tumbuh kembang buat tau penyebab susah makannya.
HapusSepertinya harus coba nih likers sistik hati ayamnya...nyemil tp ttp sehat ya mb...thanks infonya
BalasHapusSama-sama, mbak... Ibunya mau ikut nyemil juga bisa. Hehe
HapusPenasara hati ayam dibikin stik rasanya kaya apa ya
BalasHapusTernyata asap roko bisa menyebabkan stunting juga, ya. Mungkin itulah knp bnyk anak Indo yg kena masalah stunting. Asap rokok bertebaran dmn2. By the way likers sistik hati bener2 terobosan baru, nih. Biar hati ayam bisa dimanfaatkan, Krn rerata klo ke pasar yg direbutin, tuh ampela ayam, bukan atiinya. Klo dibikin sistik mungkin jd enak yaa. Hhmm penasaran pingin nyoba.
BalasHapusWah, nambah lagi snack sehat tapi tetap enak yang bisa dikonsumsi. Thx mba infonya. Jadi kepengen nyoba deh 🤩
BalasHapusBaru tau kalau ada snack ini, kapan kapan mau coba. Smg anaku sukaaa. Makasiu mb ufay atas infonya :)
BalasHapusnah ini nih, paparan asap rokok yang kadang sulit dihindari. Padahal perokok pasif lebih berbahaya yah dari pada perokok aktif
BalasHapus