Canva sebagai aplikasi sejuta umat dengan berbagai fiturnya, memudahkan siapa saja untuk menggunakannya. Termasuk saya yang sering membuat infografis dengan canva free.
Keberadaan canva menjadi solusi untuk mendukung tampilan visual dalam penyajian konten. Baik itu konten marketing, gambar di media sosial, infografis di website dan blog, hingga berbagai keperluan desain cetak.
Aplikasi satu ini semakin naik daun ketika pandemi. Tidak hanya untuk postingan instagram, orang banyak yang mulai menggunakannya untuk microblogging, membuat media pembelajaran, undangan pernikahan, hingga berbagai macam video.
Sungguh aplikasi palugada. Canva hadir sebagai jawaban bagi para pemula agar bisa mendesain dengan mudah dan cepat.
Sekilas Tentang Canva
Mengutip dari website resmi canva, dengan tagline “Memberdayakan dunia untuk mendesain” memang ditujukan sebagai alat bantu desain dan publikasi online agar semua orang di seluruh dunia mampu membuat desain apapun dan mempublikasikannya dimanapun.Diluncurkan sejak tahun 2012, canva telah digunakan oleh lebih dari 60 juta pengguna aktif dari 190 negara serta dalam 100 bahasa dengan sekitar 7 miliar desain telah dibuat.
Angka yang cukup fantastis. Belum genap 10 tahun, aplikasi ini sudah tersebar di berbagai penjuru dunia. Tidak heran jika kini terdapat lebih dari 2000 karyawan yang turut mensukseskan canva.
Keunggulan Canva
- Kemudahan akses, bisa diakses menggunakan website maupun smartphone melalui aplikasi canva.
- Tampilan yang user friendly, sehingga mudah digunakan.
- Tersedia banyak fitur, yang gratis sekalipun masih bisa mengakses berbagai jenis fitur meski terbatas.
- Desain dapat diunduh dan dibagikan dalam berbagai format dan ukuran.
- Desain otomatis tersimpan, sehingga tidak perlu khawatir jika lupa menyimpan.
Berbagai Macam Fitur Unggulan Canva
Daya tarik canva yang membuat orang betah berlama-lama menguliknya, karena ketersediaan beragam fitur yang memudahkan pengguna. Berikut beberapa fitur unggulan canva:
1. Template
Canva menyediakan ribuan template yang bisa digunakan dalam berbagai ukuran. Mulai dari instagram post, instagram story, a4, presentasi, poster, flayer, dan masih banyak lagi.
Setiap ukuran terdapat berbagai pilihan desain, mulai dari yang sederhana hingga dilengkapi dengan font, element, maupun foto yang mendukung. Template seperti ini cocok digunakan untuk membuat desain dengan cepat.
2. Elemen
Elemen berisi beragam icon siap pakai, mulai dari yang sederhana dalam bentuk gambar, foto, hingga elemen bergerak dengan animasi. Untuk mendapatkan elemen yang diinginkan dengan cepat, kita bisa gunakan keyword dalam fitur pencarian elemen.3. Upload
Pada fitur upload ini kita bisa menambahkan foto koleksi pribadi atau dari berbagai sumber di luar canva. Bisa kita unggah dalam bentuk foto, audio, dan video.4. Text
Di bagian ini, kita bisa menentukan jenis font, ukuran, warna, dan format yang akan dipakai.5. Bagan
Untuk memudahkan pengguna dalam membuat infografis yang berisi visualisasi data dan statistika, canva menyediakan fitur bagan yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.6. Background
Membuat desain dalam waktu cepat, dapat memanfaatkan background yang ditawarkan canva. Bisa disesuaikan dengan pengaturan warna, kontras, dan filter lainnya.7. Folder
Folder digunakan untuk mengelompokkan desain yang telah dibuat agar lebih mudah dicari.8. Unduh dan Bagikan
Canva dilengkapi dengan fitur untuk membagikan desain ke berbagai media sosial. Selain itu, bisa mengunduh hasilnya dalam berbagai jenis dan ukuran file.Perbedaan Canva Free dan Canva Pro
Untuk menjangkau berbagai kalangan, Canva memberikan 3 paket penawaran harga, Mulai dari canva free tanpa bayar sepeser pun, canva pro dengan biaya tagihan perbulannya 95ribu, dan canva perusahaan 419 ribu per bulan.Menggunakan canva free masih memungkinkan kita untuk bisa mengakses beberapa jenis template dan desain yang sesuai kebutuhan. Baik itu untuk postingan update feed, story, ads dalam bentuk grafis, presentasi, video, poster, kartu pos, kop surat, dan bahan print lainnya.
Selain itu, juga masih bisa mengakses foto, elemen, dan beberapa jenis font. Namun, karena gratis tentu saja terbatas. Begitu juga dengan ruang penyimpanan yang hanya 5 GB saja.
Berbeda dengan canva pro yang penggunaannya tak terbatas. Ditambah lagi dengan beberapa kemudahan seperti bisa mengubah ukuran dalam satu desain dan disimpan dalam berbagai format.
Tak hanya itu, dengan fitur Brand Kit Manager, memungkinkan pengguna untuk lebih konsisten dalam membuat desain. Khususnya jika berkolaborasi desain dengan yang lainnya. Tentunya, masih banyak lagi keuntungan yang di dapat dengan canva pro.
Saat ini canva juga memberikan fitur premium gratis melalui canva pendidikan untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran, dan canva nirlaba sebagai alat bantu desain untuk organisasi nirlaba.
Awal Mula Mengenal Canva
Pertama berkenalan dengan canva tahun 2018 ketika mengikuti kelas online yang mengharuskan upload tugas dalam bentuk infografis. Saat itu tim fasilitator kelas memperkenalkan aplikasi canva untuk memudahkan pengerjaan tugas.Sejak saat itu, saya lebih banyak menggunakan canva untuk urusan pekerjaan. Seperti poster untuk keperluan publikasi, infografis untuk visualisasi data, atau sekedar gambar untuk broadcast.
Meski demikian, sejauh ini saya masih menggunakan canva free untuk penggunaan pribadi. Sedangkan untuk pekerjaan berkaitan dengan mengajar, saya lebih sering menggunakan canva pendidikan.
Alasan Memilih Canva
Selain kemudahan dan keunggulan canva, yang membuat saya bertahan menggunakan aplikasi ini adalah perusahaan canva yang berkomitmen pada kelestarian lingkungan dan peduli pada perubahan iklim.Hal tersebut dibuktikan dengan tersedianya lebih dari 800 template bertema iklim, karena berbasis internet setidaknya 90% emisi berkurang dari layanan cloud.
Hingga menjelang tahun 2022, perusahaan canva juga telah berhasil menanam lebih dari 3,5 juta pohon. Mulai tahun 2021, seluruh operasional global perusahaan dan percetakan menerapkan netral karbon. Sedangkan tahun 2028 menargetkan agar operasional didekarbionisasi sepenuhnya.
“Dewasa ini, perusahaan memiliki tanggung jawab yang jauh lebih besar daripada sekadar tidak menimbulkan kerusakan”. (Melanie Perkins, CEO Canva).Hal-hal tersebut sejalan dengan gaya hidup ramah lingkungan yang sedang saya upayakan. Termasuk pilihan untuk merumuskan bagian niche dengan menuliskan topik tentang sustainable lifestyle di blog ini.
Mengulik Canva Untuk Bersenang-senang
Pertengahan tahun 2021 lalu saat awal hamil, saya sempat harus bedrest total karena ancaman keguguran. Selama lebih dari 2 bulan lamanya menghabiskan waktu untuk glundang-glundung di atas kasur, saya sering memanfaatkan waktu untuk mengulik canva untuk mengusir kebosanan.
Mulai dari edit foto, membuat wallpaper hp, mendesain gambar-gambar lucu, hingga menuliskan afirmasi positif untuk mempersiapkan persalinan. Bagi saya, momen-momen bersama canva saat itu dapat mengalihkan kecemasan dan segala bentuk kekhawatiran.
Sampai saat ini pun, saya kerap memanfaatkan canva untuk memvisualisasikan apa yang ada di pikiran. Seperti membuat daily journal untuk anak, maupun gratitude journal untuk diri sendiri.
Pengalaman Membuat Infografis dengan Canva
Setelah lebih banyak menghabiskan waktu bersama canva untuk bersenang-senang, terkadang muncul keinginan agar apa yang saya buat bisa bermanfaat bagi orang lain. Meski itu sangat sederhana.Ketika belum menemukan alasan kuat ngeblog, sehingga membutuhkan skill membuat infografis, desain yang saya buat lebih sering untuk kepentingan komunitas yang saya ikuti. Atau sekedar infografis di IG story.
Mulai dari infografis tentang buku yang saya baca, resep masakan, panenan dari hasil berkebun di pekarangan, hingga yang agak lebih serius yaitu infografis bagan dan statistik.
Karena saat ini saya mulai serius menekuni dunia blogging dan belajar optimasi SEO on page, saya pun menguatkan tekad untuk bisa membuat infografis dengan lebih baik lagi. Meski saat ini masih menggunakan canva free.
Cara Membuat Infografis Dengan Canva Free
1. Menentukan tujuan
Membuat infografis dalam suatu postingan blog, diperkuat dengan alasan perlunya infografis tersebut. Sekaligus untuk menyesuaikan antara grafis dan isi konten, juga peletakkannya dalam postingan.2. Memilih template
Template akan menjadi ‘ruang kerja’ dalam membuat infografis. Untuk sebuah blog, kita perlu menyesuaikan gambar yang didukung oleh template blog, agar letak dalam postingan lebih enak dilihat.Sejauh ini saya masih suka membuat infografis untuk blog dengan ukuran presentation, karena relatif lebih mudah dan cepat. Dalam satu paket desain template, akan ada banyak pilihan. Dari situlah saya tinggal pilih yang sesuai kebutuhan dan keinginan.
3. Menentukan color palette
Menentukan color palette sebaiknya disesuaikan dengan tone warna template blog. Kesesuaian warna akan membuat blog lebih enak dilihat.Seperti warna blog saya pilih earth tone color, dengan warna utama adalah deretan terracotta color palette. Biasanya, saya akan membuat infografis dengan nuansa warna yang sama dengan perpaduan tidak lebih dari tiga warna baik itu untuk background, tulisan, dan elemen pendukung.
Agar lebih bervariasi, saya juga mencoba mengelompokkan pilihan warna berdasarkan label. Misal label ‘serba-serbi blogging’ dengan pilihan deretan earth tone color lainnya, yaitu tan palette yang warna cenderung ke coklat atau beige.
Atau untuk label catatan dari rumah, dan beberapa tulisan dengan topik berkebun saya pilih earth tone deret forest green color palette saat membuat infografis.
Pemilihan warna di atas juga untuk memudahkan custome warna ketika membuat infografis dengan memasukkan kode HEX pada desain yang dibuat, baik itu background, teks, maupun elemen.
Nah, karena menggunakan canva free, seringkali yang saya lakukan adalah permainan warna pada template, elemen, maupun font gratisan. Jadi, semisal sedikit waktu yang dipunya untuk membuat infografis, saya akan memilih template yang sudah ada dan mengubah warnanya saja.
4. Memilih foto
Menggunakan foto milik sendiri adalah pilihan yang bagus. Jika tidak ada koleksi foto yang sesuai dengan tulisan di blog, kita bisa memanfaatkan foto yang ada di elemen canva. Atau bisa mencari di website penyedia foto dan gambar gratis seperti pixabay, unsplash, pexel, death to stock, stocksnap, life of pix, dll.5. Memilih font
Pendukung utama infografis selanjutnya adalah font. Usahakan pilih font yang mudah dibaca, dengan tidak memakai terlalu banyak, atau maksimal 3 jenis font saja cukup.6. Menambahkan elemen
Untuk mempercantik infografis yang dibuat, kita bisa menambahkan elemen yang tersedia di canva. Pilih elemen yang sesuai dengan cara mengetikkan keyword di fitur pencarian elemen.Akhir-akhir ini karena sering mengerjakan tugas blogspedia coaching Batch #3, saya sering menggunakan keyword 'blogging' dan 'abstract' untuk membuat infografis di blog. Sedangkan untuk membuat postingan di instagram, sering saya gunakan keyword 'post' untuk menambahkan beberapa icon.
7. Unduh dan rename
Setelah selesai membuat desain infografis, bisa langsung diunduh dengan ukuran dan format yang diinginkan. Bagi pengguna canva free, format pengunduhan hanya tersedia dalam format JPG. Itupun size yang cukup kecil.Tapi, berdasarkan pengalaman pribadi hasil unduhan ini masih di bawah 100 kB sesuai ketentuan gambar yang SEO friendly. Jika menggunakan presentation dengan banyak desain, jangan lupa extract dan rename.
Demikian sekilas tentang perjalanan saya mengenal canva hingga akhir-akhir ini sering memakainya kembali untuk mengerjakan tugas Blogspedia Coaching. Dari tugas-tugas ini saya menyadari bahwa infografis bisa menunjukkan konten yang matang dan memudahkan pembaca setia blog mendapat koneksi personal dengan blogger.
Dengan segala kemudahan yang tersedia di canva dan misi menjaga kelestarian lingkungan, saya yang semula lebih sering membuat infografis dengan canva free, mulai berpikir untuk segera upgrade ke canva pro. Terlebih, jika blog ini sudah menggunakan domain TLD.
Suka dgn tulisan mbak ufie, sistematis.
BalasHapusKalau ada yang gratisan mamak-mamak pasti hadir. Tapi tergoda pengen nyoba Canva Pro, nih. Semoga kebagian kalau ada promo banting harganya.
BalasHapus