About Me

Follow on Facebook

header blog terbaru

Menelisik Sejarah, Melampaui Rasionalitas Resensi Buku Mufakat Firasat

Posting Komentar
resensi mufakat firasat
Judul Buku: Mufakat Firasat
Penulis: Yusuf Maulana
Penerbit: Muda Cendekia bekerja sama dengan Samben Library
Penata Letak: Romadhon Hanafi
Cetakan Ke-: 1, Maret 2017
Jumlah Halaman: xxxii + 425 halaman
ISBN: 978-602-7884-06-9

Mufakat Firasat ditulis dengan gaya sastra melayu yang cukup mudah dipahami meskipun termuat ide-ide yang kompleks. Yusuf Maulana menulis buku ini sebagai refleksi intuitif pada sejarah Islam dan Dunia dari masa ke masa.

Banyak hal yang selama ini ditutupi oleh sejarah demi kepentingan kelompok atau pribadi. Hal ini terjadi tidak hanya di barat. Bahkan pada gerakan islam yang mengaku menjunjung tinggi dakwah sekalipun.

Mufakat Firasat berisi kumpulan esai yang ditulis Yusuf Maulana dengan menggunakan kerangka ide tentang “firasat” Syed Naquib Al Attas, seorang filsuf asal Malaysia. Firasat menurut Naquib Al Attas terbagi menjadi tiga tahapan. Ketiga hal ini yaitu syak, dugaan dan firasat.

Syak yang berarti keadaan teragak-agak antara iya dan tidak. Dengan kata lain syak adalah sebuah kondisi dimana seorang merasakan dan memikirkan suatu fenomena dengan belum melakukan justifikasi.

Level selanjutnya adalah Dugaan, yakni syak yang sudah mendapatkan pembenaran-pembenaran awal sehingga seorang sudah mampu memutuskan suatu perkara dibawa kemana. Yang terakhir adalah Yakin, yaitu keadaan seorang sudah dengan penuh mersapi kebenaran suatu intuisi yang dia terima disertai alasan rasionalnya.

Kisah yang dituliskan oleh Yusuf Maulana merupakan kritik yang dapat dijadikan pelajaran agar kita mampu melakukan peran kemanusiaan secara presisi. Sejarah telah membuktikan bahwa tidak selamanya kebaikan dapat menang oleh kejahatan.
Tidak selamanya pula ego dapat dikalahkan oleh kemurnian. Kadang ada selubung atau selimut baik berupa sistem politik, sistem ekonomi, sistem sosial hingga sistem budaya yang meminggirkan kebenaran.
Untuk mencapai kebenaran hakiki, kadang kita memerlukan kejelian intuitif. Karena tidak selamanya yang rasional dapat menyelamatkan kita dari lipatan kenyataan yang disembunyikan.

Yusuf Maulana memulai buku ini dengan Peristiwa dikhianatinya Naquib Al Attas oleh Pemerintah Malaysia beberapa dekade lalu, yang menyebabkan ISTAC tak bergaung dengan kuat. Diikuti dengan ketidakjujuran Galileo dalam menyadur rumus guru fisikawan terkenal Muslim Asal Spanyol Avipance atau Ibnu Bajjah.

Jika kita tidak membaca sejarah secara teliti, kita akan mendapati bahwa ilmu pengetahuan murni dari barat yakni transformasi Yunani Kuno menuju Renaisans yang melahirkan Peradaban Modern Barat saat ini. Padahal sejarah ilmu pengetahuan pernah secara berabad-abad lamanya berkembang pesat dan dihargai di dunia Islam.

Sayangnya, ketika sebuah masyarakat sudah mengalami kemakmuran seperti yang terjadi di abad pertengahan muslim, kewaspadaan dan ketajaman firasat mereka berkurang. Hal ini yang menyebabkan Baghdad mampu diserang serta dihancur-luluhkan oleh Hulagu Khan yang bersekongkol dengan Perdana Menteri serta Ilmuwan Abbasiyah.
mufakat firasat kutipan
Firasat bisa berjalan optimal manakala seseorang dapat mengendalikan dirinya dikala bertemu dengan tekanan-tekanan hidup. Ini yang dibuktikan oleh Sayyid Qutb pada saat dia diajak untuk melakukan pemberontakan kecil di penjara oleh sahabat yang sangat dia percaya.

Meskipun argumen untuk melakukan pemberontakan ini rasional, namun hal ini tidak dilakukan oleh Sayyid Qutb karena ada dampak yang luas untuk negeri maupun umat muslim secara umum jika hal ini dilakukan.

Hal ini pula yang dilakukan oleh Erdogan pada saat dirinya dimakzulkan dari Walikota serta dipenjara oleh rezim. Tidak hanya itu, partai politiknya pun dibubarkan secara konstitusional oleh Mahkamah setempat. Namun dengan kejelian strateginya, hari ini dia dapat mengaktualisasi seni strategi perang halus politik hingga menundukkan secara perlahan oposisinya dengan Jabatannya sebagai Presiden Turki.

Yusuf Maulana memberikan beberapa fenomena sejarah untuk ditelisik lebih dalam. Bahwa tidak selamanya hitam dan putih mutlak dihukumi warnanya. Ada gradasi warna yang bahkan tidak terduga oleh rasionalitas dan logika. Bahkan bisa jadi lebih kejam dan tidak terbayangkan.

Hal tersebut yang terjadi ketika Daud Beureuh menangis haru mendengar diplomasi Soekarno untuk mendaulatkan tata kelola wilayahnya dalam naungan Indonesia. Tapi hal ini tidak mampu dikabulkan Soekarno sehingga peperangan berdarah tak bisa dielakkan antara Aceh dan Indonesia.

Begitulah kira-kira Yusuf Maulana menceritakan beberapa penggal pelajaran firasat dari sejarah baik dari Dunia Barat, Timur hingga Islam.

Related Posts

Posting Komentar