Dalam perjalanan hidup mereka, kerap kali mewarisi hal-hal unik dari orang tua. Sekalipun setiap individu dilahirkan dengan ciri khas yang tak dapat disamakan dengan lainnya, tapi perpaduan genetika dari orang tua yang diturunkan juga menghasilkan keunikan tersendiri.
5 Fakta Unik Pada Anak Yang Diturunkan Oleh Orang Tua
Riza Arief Putranto, Ph.D. yang merupakan ahli molekular genomik dan bioinformatika, dalam laman instagram milik beliau telah mengunggah berbagai fakta sains terkait hal-hal unik yang diwarisi anak dari orang tuanya. Lima diantaranya adalah sebagai berikut:1. Kesukaan Terhadap Makanan
Siapa sangka kesukaan terhadap makanan tertentu bisa diwariskan secara genetik dari orang tua. Hasil sebuah studi yang dipublikasikan di Personalized Medicine menunjukkan tentang dampak genetika pada preferensi makanan. Jika kedua orang tua menyukai makanan penutup tertentu, maka peluang untuk diturunkan pada anaknya sebesar 20%.Begitu pula ketika ayah dan bunda menyukai makanan berprotein tertentu, maka ada 70% peluang kesukaan tersebut diturunkan pada anaknya. Sementara itu, kesukaan ayah dan bunda pada buah tertentu, peluang untuk diturunkan mencapai 51%.
Tapi, untuk membangun kebiasaan makan yang baik masih kuat ditentukan pula oleh pengalaman lingkungan. Sebab, dari makanan yang dikonsumsi akan mendorong populasi bakteri tertentu di usus hingga terjadi komunikasi antara usus dan otak untuk membentuk persepsi tentang rasa suka terhadap makanan.
2. Kesukaan Terhadap Alam Terbuka
Seorang ahli biologi bernama Edward O. Wilson, pada tahun 1984 telah memperkenalkan istilah biofilia. Konsep ini memperlihatkan bahwa sejak lahir, manusia memiliki kecenderungan untuk berinteraksi dengan alam sekitarnya. Faktor inilah yang menjadikan manusia lebih rileks ketika melihat tumbuhan, hewan, dan ruang terbuka yang lebih asri.Kesukaan pada alam memang bisa saja bawaan dari lahir. Tapi, ternyata bisa juga diturunkan dari orang tua. Penelitian PLOS Biology pada lebih dari 2000 orang, membuktikan bahwa sekitar 46% keinginan terhubung dengan alam diturunkan secara genetik.
Meski demikian, faktor ini bisa diajarkan dengan sering mengajak anak berjalan di luar rumah. Membiarkan mereka menyalurkan naluri alamiahnya sekaligus untuk mengeksplorasi lingkungan sekitar.
3. Tipe Morning Person
Siapa nih orang tua yang sering ngomel-ngomel kalau anaknya susah dibangunkan di pagi hari? Atau, setelah sholat subuh suka tidur lagi? Jangan langsung marah-marah pada anak, tapi juga koreksi apakah sebagai orang tua, kita juga sering demikian.Orang yang gemar bangun lebih awal dan memulai aktivitasnya sejak pagi, sering dikenal dengan istilah morning person. Siapa sangka, ternyata kebiasaan ini sangat mungkin diturunkan secara genetik dari orang tua terutama ayah, lho!
Penelitian yang dilakukan tim 23andMe memperlihatkan bahwa jika seorang ayah adalah morning person, maka anak perempuannya akan berpeluang sebesar 2.4x lebih tinggi menjadi morning person. Sementara pada anak laki-laki peluangnya sekitar 1.9x.
4. Pemahaman Membaca dan Mendengarkan
Jenice M. Keenan dalam penelitiannya menemukan pengaruh genetik pada pemahaman membaca dan mendengarkan. Meski pada sampel terbatas, tapi pengaruh ini dinilai cukup signifikan dan substansial.Terutama pada ibu dan anak perempuannya. Jika ibu lebih suka mendengarkan, maka anak perempuan pun berpeluang demikian. Wah, buat ibu-ibu yang suka ngomel anaknya enggan mendengarkan nasihat, bisa jadi bahan perenungan dan koreksi diri nih!
5. Kepribadian Sensitif
Jika membicarakan kepribadian sensitif, masih banyak yang mengartikan bahwa seseorang mudah marah atau tersinggung. Padahal, sensitif yang dimaksud adalah tingkat penerimaan dan pemrosesan terhadap informasi maupun kejadian di sekitar.Dalam istilah psikologi, orang dengan kepribadian ini disebut dengan Highly Sensitive Person (HSP). Meski banyak yang mengidentikkannya dengan hal-hal negatif, orang yang sangat sensitif juga punya aspek positif. Seperti bisa menjadi pendengar yang baik, mampu memahami kebutuhan orang lain, juga dapat berempati dan punya intuisi lebih dibanding orang lain.
Siapa sangka kepribadian ini bisa diturunkan dari orang tua. Riset Molecular Psychiatry 2021 pada 2.868 individu kembar membuktikan adanya pengaruh DNA terhadap tingkat sensitivitas seseorang. Jika ayah atau ibu punya karakter sensitif, sebesar 47% peluang untuk menurunkan karakter ini pada anak-anaknya.
Tanpa disadari, banyak hal unik dalam diri kita yang mewarisi orang tua. Tidak sebatas pada golongan darah atau bentuk rambut, tapi juga hal-hal yang mempengaruhi kesukaan. Meskipun dalam studi genetik mengikuti hukum segregasi Mendel (peluang) untuk menentukan faktor penurunan sifat, tapi juga ada faktor lingkungan dan pengalaman yang mempengaruhi.
Demikian pula peluang kita bisa menurunkan pada anak. Tidak ada salahnya kita memberikan pola asuh dan mengupayakan lingkungan tumbuh yang baik agar secara genetik maupun epigenetik anak punya modalitas yang baik pula untuk menjadi manusia seutuhnya.
Referensi:
Assary, E., et al., Genetic architecture of Environmental Sensitivity reflects multiple heritable components: a twin study with adolescents. Molecular Psychiatry, 2021. 26(9): p. 4896-4904.
Chang, C.-c., et al., People’s desire to be in nature and how they experience it are partially heritable. PLOS Biology, 2022. 20(2): p. E3001500.
Listening comprehension: Keenan, J.M., et al., Journal of Research in Reading, 2006.
Pirastu, N. and A. Robino, Uncovering the genetic basis for food preferences: the key to personalized nutrition plans? Personalized Medicine, 2015. 12(4): p. 315-317.
Assary, E., et al., Genetic architecture of Environmental Sensitivity reflects multiple heritable components: a twin study with adolescents. Molecular Psychiatry, 2021. 26(9): p. 4896-4904.
Chang, C.-c., et al., People’s desire to be in nature and how they experience it are partially heritable. PLOS Biology, 2022. 20(2): p. E3001500.
Listening comprehension: Keenan, J.M., et al., Journal of Research in Reading, 2006.
Pirastu, N. and A. Robino, Uncovering the genetic basis for food preferences: the key to personalized nutrition plans? Personalized Medicine, 2015. 12(4): p. 315-317.
Aku tuh suka takjub sama ketiga anakku. Anak ke-2 makanan kesukaannya sama persis dengan aku yang termasuk tim "benci pedas" . Anak pertama sama dalam hal memahami masalah. Anak ke-3 kebiasaan2 kecilnya sama persis sama ayahnya....
BalasHapusWah, berarti selain faktor genetik, ini Pak Dokter kuat juga pengaruhnya di pengasuhan ya pak... Mantab, pak...
HapusSenyum-senyum sendiri pas baca tentang morning person.
BalasHapusKalau bangunin anak-anak yang butuh effort memang jadi suka inget, jangan-jangan waktu kecil gini juga ya saya, susah dibangunin sama umi dulunya.... haduh, ampun gusti
Saya banget itu, pak... Untung suami termasuk morning person, gennya lebih kuat menurun ke anak-anak. Hehe
HapusBerarti langkah awal dalam mendidik anak harus mengenali diri kita dan lasangan sebaik-baiknya, karena kunci keberhasilan dalam mendidik anak linier dengan kunci keberhasilan dalam menghadapi diri kita aendiri, hehe, intinya gitu yaa kak...
BalasHapusTapi emang bener ini sih hahaha. Yang paling kelihatan tentang sensitivitas dan morning person :') ngga heran deh kalau memang anak itu cerminan diri. Rajin benah-benah deh kalau mau jadi teladan mereka, terutama sedari muda, investasi menurunkan yang baik2 hehe
BalasHapusHuhuuuhu, kenapa kebanyakan lebih menurun dri bapaknya yaa..
BalasHapusAku dan suami tuh banyak yg bertolak belakang soalnya, tpi alhamdulillah soal makan anak2 masih nurun dri aku.
Klo orang tuanya berubah brti juga mempengaruhi ke anak juga bisa berubah ya Mba
Kalau yang paling kentara itu perihal mi, sih. Saya dan suami suka banget makan mi. Dan, kedua anak saya pun suka mi. Meski turunan, nggak boleh sering-sering makan mi, ya.
BalasHapusMungkin kelihatannya pas udah agak gede ya mba. Di anakku belum kelihatan lho. Dia kalo makan pilih² bgt. Padahal orang tuanya ngga. Kecuali ibunya yg suka pilih² makan sayur. Sama kayak aku yg aku rasa lebih mirip ayahku. Tp baru sadar pas udah gede aja. Sifatkupun hampir mirip dg ayahku. Wkwkwk
BalasHapusBener banget mbak Ufie. Anakku adalah perpaduan aku dan suami. Kalau lihat anakku, kaya aku lihat karakter aku dan suami digabungkan, hehe.
BalasHapusKalau aku yg tipe morning person, kebalikan suami. Makanya, anakku nih ngikut ayahnya yg bukan morning person, huhu 🥲
Buah jatuh tak jauh dari pohonnya ya. Anak memang pewaris beberapa hal unik yang muncul dari emak bapaknya. Sekaligus jadi pengingat siapa diri kita, yg dalam pengasuhan emang bab beginian jadi catatatan penting.
BalasHapusAku sukanya makanan yang manis, kalo suami sukanya makanan yang asin. Anakku sukanya semua, ya manis ya asin. Wkwk. Tapi kalo dipikir2 semua yang ada di sini bener sih. Termasuk tipe morning person ini yang menarik buatku. Dari anak lahir udah membiasakan bangun pagi, terus mandi, baru makan dan aktivitas lainnnya. Karena aku sudah dibiasakan kayak gitu juga sama orang tua dulu. Sekarang jadi kebawa. Anak umur 3 tahun, bangun tidur langsung minta mandi, gak perlu disuruh2 hehe..
BalasHapusAnak pertama saya soal makanan yang disuka sama dengan saya. Kalau yang nomor 2 kayak mamanya. Kalau karakter kepribadian sama-sama ada.
BalasHapus