header blog terbaru

Mengatasi Sampah Makanan Untuk Mengurangi Emisi

Posting Komentar
Sampah rumah tangga merupakan salah satu permasalahan lingkungan yang dihadapi oleh banyak negara di dunia, termasuk Indonesia. Dapat berasal dari berbagai sumber, seperti sisa makanan, plastik, kertas, logam, kaca, dan elektronik.

Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), jumlah sampah rumah tangga di Indonesia mencapai 67,2 juta ton per tahun. Sampah tersebut didominasi oleh sampah organik, yaitu sekitar 60%.

Sementara data dari Barilla Center for Food and Nutrition menunjukkan bahwa sektor rumah tangga di Indonesia menjadi penyumbang sampah makanan terbesar, yaitu sebesar 63,64%. Hal ini berarti bahwa setiap orang di Indonesia menghasilkan rata-rata 77 kilogram sampah makanan per tahun.

Dalam Laporan Kajian Food Loss and Waste di Indonesia (2021), hasil riset kolaborasi Kementerian PPN/Bappenas dengan Waste4Change dan World Resource Institute kategori sampah makanan terbagi menjadi dua jenis, yaitu food loss dan food waste.

Food loss adalah pangan yang terbuang pada tahap produksi, pascapanen dan penyimpanan, serta pemrosesan dan pengemasan. Sedangkan food waste adalah pangan yang terbuang pada tahap distribusi dan pemasaran, serta sisa konsumsi.

Di Indonesia sendiri, sampah dari tahap konsumsi masih mendominasi. Tiap tahunnya bisa mencapai 19 juta ton dengan 80% berasal dari rumah tangga, 20% dari sektor lainnya.

Jika dibiarkan terbuang di tempat sampah, dapat menjadi penyumbang emisi terbesar melalui proses dekomposisi anaerobik. Dari proses ini akan menghasilkan gas metana yang berpotensi menyebabkan pemanasan global 25 kali lebih tinggi dibandingkan karbon dioksida serta menyebabkan pencemaran air dan tanah.

Cara Mengatasi Sampah Makanan

Sumber: https://sustaination.id/tips-cara-menghindari-food-waste/

Selain menyebabkan emisi serta pencemaran air dan tanah, sampah makanan juga menjadi bagian dari masalah ekonomi dan sosial di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan sampah makanan setara dengan kerugian Rp 213 – Rp 551 triliun per tahun yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat yang kurang mampu.


Sampah makanan memang seringkali masih disepelekan keberadaannya. Orang masih menganggap bahwa sisa makanan bisa lebih cepat terurai, Sebelum berakhir di tempat sampah, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan sampah makanan:

1. Mengurangi sampah makanan dari sumbernya

Untuk menghindari makanan sisa, alangkah baiknya jika kita menyadari akan kebutuhan diri terhadap makanan. Sehingga kita bisa lebih mudah mengontrol jumlah sumber pangan yang akan diolah.

Cara ini dapat dilakukan dengan membuat perencanaan dan daftar menu mingguan, membuat daftar belanja, menyimpan makanan dengan baik, memasak sesuai kebutuhan, dan mengolah kembali makanan sisa.

2. Mendonasikan makanan yang berlebih kepada yang membutuhkan

Makanan yang berlebih bisa kita bagikan kepada orang-orang di sekitar kita, terutama untuk yang membutuhkan. Sehingga makanan tidak dibuang begitu saja dan berakhir sia-sia namun berpotensi bahaya bagi manusia dan lingkungan.

3. Memberikan makanan sisa untuk hewan di sekitar kita

Jika makanan yang tersisa sudah tidak layak dikonsumsi oleh manusia, bisa untuk memberi makan hewan di sekitar kita. Seperti sisa nasi dan sayur untuk campuran pakan ayam, atau tulang untuk makan ikan.

4. Mengolah kembali

Sisa makanan dapat diolah kembali sebelum terbuang menjadi sampah. Seperti sisa nasi yang bisa diolah menjadi kerupuk, atau diolah sebagai biogas maupun eco enzym.

5. Membuat kompos

Sampah makanan atau sayuran, bisa diolah untuk membuat kompos. Ini akan sangat bermanfaat juga bagi orang yang berkebun di sekitar rumahnya. Kompos dari sisa makanan ini berpotensi besar untuk menggantikan pupuk buatan pabrik yang diolah dengan lebih banyak menggunakan zat kimia.

Mengingat bahayanya sampah makanan bagi lingkungan, kini perlu pencegahan pembentukan sisa makanan secara kolektif. Sebab, masih banyak dari kita yang beranggapan bahwa sampah organik lebih aman.

Oleh karena itu, penting bagi setiap individu menyadari kebutuhan nutrisi harian agar tidak mengolah maupun membeli makanan berlebihan yang tidak sesuai porsi. Sudah saatnya kita terapkan mindful eating untuk mengurangi sampah makanan.



Referensi:
  1. https://climatetracker.asia/limbah-dan-sampah-penyumbang-emisi-grk-besar-yang-sering-luput-dari-perhatian/ diakses pada 1 November 2023 pukul 22.53 WIB.
  2. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/10/19/indonesia-buang-jutaan-ton-sampah-makanan-dari-tahap-produksi-sampai-konsumsi diakses pada 1 November 2023 pukul 22.40 WIB.
  3. https://sustaination.id/tips-cara-menghindari-food-waste/ diakses pada 1 November 2023 pukul 22.20 WIB.

Related Posts

Posting Komentar