About Me

Follow on Facebook

header blog terbaru

Blogger Masih Ada, Sebuah Asa Untuk Masa Depan Literasi Digital Di Indonesia

Posting Komentar
blogger masih ada
Salah satu keputusan terbaik yang saya ambil di tahun ini adalah ngeblog dengan lebih profesional. Bukan sekedar menulis saja, melainkan sambil terus belajar membuat konten dan blog yang berkualitas.

Jika sebelumnya hanya memperingati, maka di tahun ini untuk pertama kalinya saya merayakan Hari Blogger Nasional 2022. Ada rasa bangga bercampur sedih juga ternyata.

Bangga, karena seolah saya sedang merayakan hari kelahiran. Namun tetap ada rasa sedih karena belum bisa konsisten ngeblog selepas mengikuti Blogspedia Coaching Batch #3.

Tapi, dari Hari Blogger ini pula saya memahami bahwa belum banyak orang yang tau bahwa tanggal 27 Oktober diperingati sebagai Hari Blogger atas inisiasi Prof. Dr. Ir. KH Mohammad Nuh, DEA yang pada waktu itu masih menjabat sebagai Menkominfo.

Entah karena profesi sebagai seorang blogger tidak seviral influencer lainnya. Ataukah memang sosialisasi tentang Hari Blogger Nasional belum cukup masif dan diketahui khalayak luas.

Meski demikian, profesi blogger menjadi salah satu yang cukup diminati terlebih bagi para perempuan yang memutuskan berkarya dari rumah. Sekaligus, keberadaan mereka menjadi kabar baik untuk literasi digital di negara kita.

Mengapa Pilih Ngeblog?

mengapa pilih ngeblog
Jika belakangan banyak bermunculan influencer yang membagi konten mereka melalui video, podcast, maupun infografis dengan memanfaatkan youtube, tiktok, instagram, dan masih banyak lagi, tampaknya memang blog tidak terlalu familiar di kalangan Generasi Z.

Walaupun mungkin tidak sebanyak peminat youtube atau tiktok, namun blog menjadi salah satu sumber informasi terpercaya yang masih sering diakses oleh banyak orang. Khususnya bagi mereka yang ingin menghemat kuota atau menginginkan informasi yang mudah disimpan di browser.

Bagi saya sendiri, di tengah perkembangan media sosial yang begitu cepat, blog tetap menjadi pilihan utama karena beberapa hal berikut:

1. Media yang paling sesuai dengan panggilan jiwa

Berkarya melalui blog semacam mengikuti kata hati, media sosial yang paling nyaman untuk saya ikuti dan tekuni. Ketika membuat kontennya pun tidak wajib punya perlengkapan mewah yang mumpuni untuk mengambil dan mengolah foto, video, maupun audio.

Sebagai seorang ibu yang memiliki anak usia toddler dan sedang penasaran dengan gawai, memilih blog juga lebih aman dari jangkauan anak agar ia tidak tergoda untuk screen time.

Terlebih, ngeblog bisa jadi sarana untuk menjaga kesehatan mental dan menjalankan prinsip mother culture. Tetap bisa berkarya dan berdaya tanpa harus meninggalkan rumah.

2. Tidak bisa asal membuat konten

Keberadaan blog tidak terlepas dari kualitas konten. Sebagai aplikasi yang didominasi tulisan, isi blog yang lebih banyak copy paste atau tidak menjadi salah satu parameter dipilihnya suatu konten.

Belum lagi agar masuk ke laman pertama mesin pencarian, tulisan yang dibuat harus memenuhi kaidah-kaidah SEO yang tepat. Tidak cukup sampai di situ, blogger juga perlu memperhatikan kontennya agar mudah dikenali oleh Google.

Untuk itu, membuat konten blog tidak bisa asal-asalan. Jika perlu, bisa didukung dengan riset terlebih dahulu, minimal riset keyword untuk bisa lebih banyak menjangkau calon pembaca potensial.

3. Mengasah berbagai skill

Siapa bilang blogger hanya menulis saja? Untuk mendukung penyampaian artikel dengan lebih efektif, perlu dibuat infografis. Apalagi jika merujuk pada apa maunya Google, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan memasukkan video, terutama dari channel youtube pribadi.

Untuk itu, selain mengasah kemampuan menulis, membuat blog juga memungkinkan seorang blogger menguasai berbagai skill lainnya. Seperti membuat desain grafis, membuat video, memahami cara berpromosi yang baik, dan lainnya.

4. Fleksibel

Ngeblog merupakan aktivitas yang bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja. Sebab itulah, blog cukup banyak dilirik untuk sekedar dijadikan hobi atau memang berkarir secara profesional. Terutama oleh para ibu rumah tangga.

Saya sendiri termasuk yang bisa mengerjakan tulisan ketika anak tidur, entah itu siang hari ataupun malam hari. Bisa dikerjakan sesuka hati, dimanapun ada ide, bisa langsung ditulisakan.

Blogger Masih Ada dan Perannya Untuk Literasi Digital di Indonesia

Di tengah pesatnya perkembangan dunia teknologi informasi dan komunikasi, blog masih bisa bertahan sangat baik dengan segala macam inovasinya. Terlebih, bisa dijadikan untuk literasi digital.

Melansir dari Laman Wikipedia, literasi digital didefinisikan sebagai kemampuan untuk menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk menemukan, mengevaluasi, membuat, dan mengkomunikasikan informasi, yang membutuhkan keterampilan kognitif dan teknis.

Secara sederhana, dalam literasi digital, seseorang membutuhkan 5 keterampilan, yaitu memahami, menggunakan, melibatkan, mentransformasi teks, dan menganalisis informasi dalam bentuk digital beserta perangkatnya.

Sementara itu, dalam perkembangan penggunaanya, blog yang semula lebih banyak difungsikan sebagai buku harian digital, kini mulai ditemukan banyak blog dengan niche spesifik yang bisa dijadikan sebagai sumber referensi untuk berbagai topik.

Peran para blogger menjadi sangat krusial dalam upaya meningkatkan kecakapan literasi digital. Berikut beberapa hal yang bisa dioptimalkan dalam dunia literasi digital karena keberadaan seorang blogger:

1. Membantu meningkatkan minat baca

Sudah menjadi rahasia umum jika minat baca masyarakat Indonesia tergolong rendah. Kendati demikian, Indonesia menjadi negara dengan pengguna smartphone teraktif keempat setelah Cina, India, dan Amerika.

Sementara itu, hasil survei dari Gerakan Nasional Literasi Digital Kemenkominfo bersama Kata Data Inside Center menunjukkan bahwa indeks literasi digital Indonesia 2021 berada pada kategori sedang dengan skor 3,49 dari skala 1-5.

peringkat negara berdasarkan keaktifan di media sosial
Dengan adanya blog dan para blogger yang terus menyediakan tulisan berkualitas, harapannya bisa meningkatkan minat baca masyarakat, khususnya para generasi milenial dan generasi Z yang tumbuh sebagai social media native.

2. Menjembatani era post-truth

Sekarang ini, literasi berkembang menjadi proses sosial dan budaya. Salah satu tantangan terbesarnya adalah segala apa yang disampaikan di media sosial tanpa memperhatikan kebenarannya, turut berperan dalam pembentukan opini publik

Demikianlah kita memasuki era post-truth, fenomena dimana orang-orang lebih mempercayai berita atau informasi yang belum terbukti kebenarannya atau bahkan bukan berdasarkan fakta. Orang pun tidak lagi memperhatikan kredibilitas media penyaji informasi dan berita tersebut.

Untuk itu, meski bersaing dengan konten visual dalam bentuk video ataupun grafis, dan juga audio dalam bentuk podcast, harapannya blog bisa menjadi referensi maupun tujuan ketika orang ingin memeriksa kebenaran suatu informasi sehingga tidak mudah termakan hoax.

3. Mengajak pengguna berpikir kritis

Melalui kemampuan menulisnya, melalui blog bisa dimaksimalkan untuk membuat narasi yang bukan hanya menggiring pada kesimpulan tertentu dan membawa orang seenaknya beropini. Namun juga bisa mengajak para pembaca berpikir kritis, menyajikan suatu informasi dengan dilengkapi kelebihan dan kekurangannya.

Dengan hal tersebut, pembaca dibawa pada penjelasan yang lebih rasional dan sesuai kondisi dirinya. Sehingga mereka akan menarik kesimpulan berdasarkan pertimbangan yang matang. Bukan sekedar karena viral atau populer di kalangan tertentu saja.

4. Menyediakan sumber informasi berkualitas

Maraknya hoax erat kaitannya dengan pembuatan konten yang kurang produktif. Hanya mudal copy paste atau meneruskan saja, biasanya orang pun sudah akan mempercayainya.

Keberadaan blog dengan optimasinya yang baik, tentu bisa dijadikan sebagai sumber informasi yang berkualitas karena akan menautkan internal maupun eksternal link yang berkualitas pula. Sehingga, orang juga akan mudah mendapatkan akses terkait informasi lain yang berkaitan.

Kesimpulan

Hari Blogger Nasional tahun ini sukses membuat saya merefleksikan diri. Akan menjadi blogger seperti apa kelak agar bisa berkontribusi dalam meningkatkan literasi digital di Indonesia.

twibbon hari blogger nasional 2022
Beruntungnya, sekarang ini sudah mulai bermunculan para blogger dan komunitas-komunitas yang menjaga agar ngeblog bukan sekedar membagikan tulisan. Melainkan punya nilai untuk semakin memperluas manfaat sehingga ngeblog pun tidak bisa asal-asalan.

Untuk itu, saya selalu percaya bahwa karena blogger masih ada, maka kecakapan literasi digital di negara kita masih sangat bisa diupayakan. Jayalah selalu para blogger Indonesia dengan karya yang bisa dipertanggung jawabkan.




Referensi:
https://www.beritasatu.com/lifestyle/908215/potensi-demografi-digital-indonesia-masif-tetapi-ada-kelemahan
https://literasinusantara.com/literasi-digital-menurut-para-ahli/

Related Posts

Posting Komentar