header blog terbaru

Orang Tua Harus Tau, 10 Manfaat Mengenalkan Buku Sejak Dini

6 komentar
manfaat mengenalkan buku sejak dini yang wajib diketahui orang tua
Beberapa di antara kita barangkali ada yang masih berpikiran apakah efektif membacakan buku pada bayi baru lahir, adakah manfaat mengenalkan buku sejak dini, hingga pertanyaan skeptis ngapain sih baca buku buat bayi?

Tidak ada batasan kapan sebaiknya anak mulai dibacakan buku. Bahkan bisa dimulai sejak dalam kandungan sebagai salah satu cara mengenalkan suara orang tuanya.

Mayoritas pakar menganggap keterampilan dasar dalam belajar adalah membaca, menulis, dan berhitung. Meski ada yang kurang sepakat dan berpendapat bahwa dunia anak usia dini adalah bermain, sebaiknya tidak diajarkan baca, tulis, hitung lebih awal.

Namun, mengenalkan buku sejak dini tidak sama dengan meminta anak belajar membaca. Meskipun yang namanya membaca tidak pernah lepas dari buku, pengenalan ini akan memberi dampak positif bagi perkembangan anak.


10 Manfaat Mengenalkan Buku Sejak Dini

manfaat mengenalkan buku sejak dini
Mengenalkan buku sedari kecil memiliki dampak yang baik bagi anak. Khususnya untuk aspek perkembangan dalam banyak hal. Berikut ini 10 manfaat mengenalkan buku sejak dini bagi anak.

1. Meningkatkan Perkembangan Otak

Dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa anak-anak yang terpapar oleh buku menunjukkan aktivitas yang lebih besar di bagian otaknya. Hal ini dikarenakan terjadi integrasi multisensor, yang memadukan suara dan stimulasi visual.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh American Academy of Pediatrics pada 2018 menunjukkan bahwa interaksi verbal seperti kegiatan orang tua ketika membacakan buku untuk anak, berdampak pada peningkatan kemampuan berbahasa dan skor IQ hingga usia 14 tahun.

Semakin sering anak dibacakan buku, akan semakin aktif pula fungsi otaknya. Sehingga mampu merangsang perkembangan berbagai kemampuan yang dimiliki oleh anak

2. Meningkatkan Kemampuan Bahasa dan Komunikasi

Memori otak anak usia dini yang masih mampu akan mampu lebih banyak menyerap kosakata. Dengan membacakan buku, otak akan memindai antara citra visual dan arti bahasa.

Kosakata yang meningkat dan interaksi serta tanya jawab antara orang tua dan anak, juga dapat meningkatkan kemampuan komunikasi bagi anak. Sebab, anak jadi lebih paham konteks dari kosakata yang didapat melalui penjelasan orang tuanya.

3. Meningkatkan Imajinasi dan Kreativitas Anak

Mengenalkan dan membacakan buku sejak dini dapat membantu meningkatkan daya imajinasi bayi. Selain kosakata, anak juga akan merekam visualisasi isi buku. Mereka akan terpapar gambar tentang sesuatu yang pernah dijumpai langsung maupun belum pernah dilihatnya.

Di usia anak yang sedang mengeksplorasi sekitarnya, tidak jarang buku juga dijakinan mainan. Bahkan, buku dikategorikan sebagai salah satu mainan edukatif yang aman khususnya bagi bayi. Dari sinilah imajinasi dan kreativitas anak berkembang dengan seringnya menggunakan buku.

4. Mengasah Berbagai Macam Keterampilan

Tidak hanya bahasa dan imajinasi, dengan membacakan buku, anak akan dapat gambaran berbagai macam keterampilan. Seperti kemampuan beradaptasi yang didapat dari dibacakan buku, hingga kemandirian.

Menurut EarlyMoments, dengan pemahaman baca yang baik, akan memunculkan disiplin diri yang lebih kuat, rentang perhatian yang lebih lama, serta retensi memori yang lebih baik. Faktor inilah yang kemudian dapat membantu anak beradaptasi dengan ketika bersekolah.

5. Mengembangkan kemampuan berpikir

Struktur kalimat dalam buku dan proses memahami alur akan membantu anak membangun logika berpikir sesuai kapasitasnya. Membaca juga bisa menjadi sarana memahamkan anak tentang hubungan akibat, sehingga mampu merangsang anak untuk berpikir kritis dan logis

6. Meningkatkan konsentrasi

Mengenalkan buku dengan aktivitas membaca, biasanya akan memunculkan rasa penasaran dengan isi buku. Baik itu dari segi cerita atau visualisasinya. Rasa penasaran inilah yang membuat anak berusaha konsentrasi dalam memahaminya.

Dengan dibacakan buku secara rutin pula, anak yang semula tidak tertarik akan mulai terbiasa. Lama kelamaan, anak akan mengembangkan rentang fokusnya seiring dengan kebiasaan membaca buku dan proses memahami isinya.

7. Menguatkan Bonding Antara Orang Tua dan Anak

Membacakan buku menjadi kesempatan untuk meningkatkan interaksi orang tua dan anak, baik dari durasi maupun kualitasnya bayi. Meski si kecil belum memahami pembahasan isi buku, namun anak akan merasa kehadiran dan kasih sayang orang tuanya.

8. Mengembangkan Kemampuan Sosial dan Emosional Anak

Membaca buku untuk anak juga dapat membantu anak untuk belajar memahami apa yang dirasakan oleh tokoh dalam buku. Hal ini bisa membantu untuk menstimulasi perkembangan sosial dan emosional anak.

Untuk anak usia yang lebih besar, bisa sekaligus diajak merefleksikan kejadian yang dialami tokoh ke dalam kehidupan nyata. Dari proses ini anak punya kesempatan untuk belajar mengatasi masalahnya sendiri dengan berkaca dari isi buku yang pernah dibacanya.

9. Membangun Minat Baca Anak

Jika sudah sering diperlihatkan dan dibacakan buku, sudah barang tentu anak akan sangat familiar dengan buku. Dari sinilah minat baca anak bisa dikembangkan karena selalu penasaran dengan isi buku.

10. Membangun Kecintaan Pada Ilmu

Buku sebagai salah satu sumber ilmu. Dengan minat baca yang tinggi, otomatis anak juga akan sangat dekat dengan ilmu. Semakin banyak buku yang dibaca, akan semakin terbuka pula peluang memahami banyak disiplin ilmu.


Tips Mengenalkan Buku Pada Anak Sejak Dini

tips mengenalkan buku pada anak
Kemampuan dan kebiasaan membaca yang dimiliki anak tidak datang secara tiba-tiba. Ada peran orang tua yang mengenalkan hingga mempengaruhi kecintaan anak pada buku. Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mulai mengenalkan buku pada anak.

1. Memperlihatkan dan Menyediakan Buku Untuk Bayi

Bagi bayi baru lahir, tentunya buku adalah benda asing yang belum pernah dilihat. Oleh sebab itu, untuk memberi gambaran konkritnya orang tua perlu memperlihatkan dan mengenalkan secara spesifik tentang buku.

Setelah dikenalkan, juga perlu disediakan dan didekatkan pada anak. Biarkan mereka mengeksplor bagian setiap buku sambil dibacakan. Jika sudah terbiasa dengan buku, orang tua bisa meletakkannya di tempat yang mudah dijangkau anak-anak. Biar mereka leluasa mengambil buku kapanpun mereka mau.

2. Membaca Nyaring

Membaca buku dengan nyaring dan nada serta intonasi yang jelas, akan lebih menarik bagi anak. Kita juga bisa melibatkan anak untuk ikut menirukan suara-suara yang unik dari isi buku.

Sebagai contoh, saat membaca cerita tentang kucing, ajak anak untuk menirukan suara kucing. Bisa juga membacakan isinya dengan bersenandung agar tercipta suasana riang.

3. Memberikan Contoh Langsung

Anak akan melihat teladan terdekat, yaitu orang tuanya. Agar anak gemar membaca, orang tuanya pun harus membangun kebiasaan membaca. Dari sinilah anak mendapat gambaran tentang aktivitas membaca dan keseruannya.

Barangkali sebagian besar dari kita merasa tidak punya banyak waktu untuk membaca buku. Khususnya bagi para ibu, meluangkan waktu untuk membaca meski hanya 10 menit bisa sekaligus untuk mengembangkan dan mengedukasi dirinya seperti dalam konsep mother culture.

4. Menyediakan Waktu Khusus Untuk Membacakan Buku

Meski membaca buku bersama anak bisa dilakukan kapan saja sesuai kenyamanan anak, akan lebih baik jika ada waktu khusus yang memang disediakan untuk membaca buku dan tak perlu durasi yang lama. Untuk anak yang lebih besar, bisa juga disediakan waktu menceritakan kembali isi buku

Seperti saat menjelang tidur yang juga akan bermanfaat bagi anak membangun rutinitas yang baik sebelum terlelap . Waktu khusus ini juga bisa berpotensi untuk menciptakan kenangan berharga bagi anak.

5. Mengenalkan Buku Sesuai Usia Anak

Mengenalkan buku sebenarnya bisa dimulai sejak masa kehamilan. Meski tidak bisa memastikan apa yang dibacakan akan didengar, namun dengan fungsi pendengaran yang sudah terbentuk di dalam rahim diharapkan mampu membantu janin mengenal suara ibunya.

Dilansir dari School of Parenting, tahapan mengenalkan buku pada anak bisa dimulai dari rentang usia berikut:
  • Usia 0-3 bulan, ketika bayi baru lahir bisa mulai dikenalkan dengan cara sederhana, buat seolah-olah buku adalah anggota keluarganya dengan diiringi mendongeng atau melafalkan beberapa sajak anak-anak yang singkat.
          Bisa juga mengenalkan buku dengan warna kontras, teks yang sedikit dan ilustrasi sederhana.              Hal ini bertujuan untuk melatih koordinasi mata, membedakan bentuk sederhana yang                          berlainan, serta mengenalkan pada media baca.
  • Usia 4-6 bulan, bayi sudah mulai bisa memberikan respon serta ekspresi ketika mendengar atau melihat sesuatu yang menarik. Kita bisa meningkatkan cara membaca dengan menambahkan gerakan-gerakan tertentu dan memainkan mimik wajah.
          Pada rentang usia ini, bayi juga mulai menyentuh, menyentuh, menggigit, dan memasukkan                  barang ke mulutnya. Sebagai alternatif mainan, bisa pilih buku bantal dengan tekstur tertentu              yang dilengkapi teether.
  • Usia 6-9 bulan, bayi mulai bubbling dan berusaha menirukan suara di sekitarnya. Pada saat seperti ini, pangkulah anak dengan nyaman dan bacakan dengan suara yang lucu. Ajak pula untuk ikut serta membuka halaman berikutnya. Di usia ini, bisa dikenalkan pada boardbook bergambar lebih detail dengan sedikit teks.
  • Usia 9-12 bulan, anak mulai aktif bergerak bahkan ada yang sudah berjalan. Bisa pilih buku yang melibatkan aktivitas fisik, seperti menirukan gerakan binatang atau mengenalkan anggota badan.
  • Usia 1-3 tahun, anak sudah mulai membangun kemandiriannya untuk memegang dan memilih buku yang diminati. Tidak jarang juga meminta untuk dibacakan buku favorit mereka. Bisa kita dikenalkan pada buku dengan kalimat sederhana hingga majemuk, yang isinya seputar aktivitas sehari-hari maupun dasar ilmu agama untuk membantu membangun kebiasaan baik.
  • Usia di atas 3 tahun, mulai dikenalkan pada buku yang isi tiap halamannya memuat satu paragraf lengkap, ilustrasi yang detail, dan tema tentang kepekaan sosial, lingkungan, hingga alam semesta.

6. Memahami Rentang Konsentrasi Anak

Sering kali, yang membuat orang tua tidak sabar mengenalkan buku pada anak adalah anak yang cepat bosan ketika dibacakan. Rasa bosan ini kerap dianggap bahwa anak belum siap dikenalkan dengan buku apalagi membacakan cerita untuk mereka.

Perlu dipahami bahwa setiap usia mempunyai rentang konsentrasinya masing-masing. Mengutip dari publikasi Brain Balance Center, rentang konsentrasi anak yang ideal adalah dua hingga tiga menit dikali usia mereka.

Sebagai contoh, anak usia 2 tahun rentang konsentrasinya sekitar 4-6 menit, 4 tahun antara 8-12 menit, 6 tahun antara 12-36 menit. Wajar saja jika baru lahir hingga mencapai waktu setahun, rentang fokusnya hanya sekitar 3 menit saja.

7. Membiarkan Anak Memilih Buku

Mengajarkan anak untuk menikmati aktivitas dan menumbuhkan kecintaan pada membaca, tidak hanya dengan memberikan buku saja. Tapi juga didukung dengan kebebasan anak memilih buku yang akan dibaca dengan tetap dibantu orang tua yang mengarahkan pada buku sesuai usianya.

8. Membatasi Screen Time

Masalah yang saat ini kerap terjadi pada anak yang tidak familiar dengan buku adalah paparan gawai. Tidak sedikit orang tua yang dengan leluasa memberikan akses internet pada anak-anaknya agar bisa menyelesaikan pekerjaan rumah atau dalih untuk me time. Padahal, menjaga kesehatan mental ibu terutama, bisa dilakukan dengan hal yang berdampak positif bagi anak.

Untung meningkatkan konsentrasi anak, bisa dilakukan dengan membatasi waktu screen time. Banyak pakar parenting tidak merekomendasikan screen time bagi anak usia 0-2 tahun, untuk anak usia 2-3 tahun hanya diberi waktu maksimal 30 menit dengan game edukatif, sedangkan usia 3-5 tahun bisa 60 menit namun tetap dalam pengawasan orang tua.

Alangkah baiknya jika orang tua mengenalkan aktivitas membaca bukan sebagai alternatif, namun sebuah kebiasaan baik sehingga anak terbiasa tanpa paksaan. Masukkan membaca dalam jadwal harian. Pun saat bepergian bisa membawa buku untuk mengusir kebosanan.


Penutup:

Kegiatan membaca yang menyenangkan bisa membuat anak merasa bahwa bersama buku adalah aktivitas yang menyenangkan, bisa mendapatkan banyak informasi, sekaligus hiburan. Tentu saja hal ini akan sangat bergantung dari cara orang tua mengenalkan buku dan proses membaca itu sendiri.

Untuk lebih merasakan manfaat mengenalkan buku sejak dini bagi anak, sebagai orang tua perlu memperbaiki kebiasaan dan mindset bahwa membaca itu mengasyikkan. Dengan demikian, anak-anak pun akan melihat bagaimana cara interaksi kita dengan buku.



Referensi:
https://www.parenting.co.id/balita/10-manfaat-membacakan-buku-untuk-anak-sejak-dini
https://id.theasianparent.com/manfaat-mengenalkan-buku-pada-bayi
https://hellosehat.com/parenting/anak-1-sampai-5-tahun/perkembangan-balita/agar-anak-suka-baca-buku/

Related Posts

6 komentar

  1. Iyaa penting banget terutama buat stimulasi biacaranya mbak yang aku rasakan

    BalasHapus
  2. Betul bgt mba. Aku pun mengenalkan anakku buku sejak bayi 🥰

    BalasHapus
  3. Anakku di usianya yg 2th ini sudah suka bgt dibacakan buku,srg minta dibacakan buku yg dia pilih sendiri...kadang juga dia sendiri (pura-pura) baca buku,menceritakan isi buku favoritnya

    BalasHapus
  4. sering banget mba denger pernyataan "ngapain sih bayi suruh baca, mana bisa dia..." huhu... padahal dibalik itu ternyata manfaat membaca sejak dini itu banyak ya mba...

    BalasHapus
  5. Betul ini mbak...apalagi anakku yang bahasanya macem"

    BalasHapus
  6. Owh ternyata ada tahapan nya ya Mba

    BalasHapus

Posting Komentar