header blog terbaru

Bingung Pilih Sekolah Formal Atau Homeschooling? Yuk, Kenali Metode Pendidikan Alternatif di Indonesia!

18 komentar
mengenal metode pendidikan alternatif di indonesia
Semenjak pandemi, tren homeschooling semakin meningkat. Bukan sekedar untuk keamanan anak, pendidikan alternatif di Indonesia satu ini, dipilih juga karena kenyamanannya. Baik untuk anak maupun orang tua.

Sayangnya, belum banyak orang tua yang paham dengan berbagai metode homeschooling. Hanya karena bersekolah di rumah, kerap dari mereka yang menganggap sudah mempraktekkan homeschooling.

Tidak hanya itu, beberapa orang bahkan sangat tertarik dengan homeschooling. Tapi bingung untuk memulainya. Bagi yang sudah mulai pun kadang juga tergoda untuk kembali memilih sekolah formal.

Sebelum memutuskan untuk homeschooling, ada baiknya para orang tua perlu memahami metode pendidikan alternatif yang ada di Indonesia. Dengan begitu, akan memudahkan penerapannya bagi pendidikan anak.

Apa Itu Pendidikan Alternatif?

Pendidikan alternatif tidak sekedar menggantikan sekolah formal. Melainkan sebuah program yang ditawarkan di luar kebiasaan metode pendidikan pada umumnya dan tetap memperhatikan kebutuhan sosial, emosional, perilaku, dan akademik anak.

Dalam pelaksanaan pendidikan alternatif, terdapat 3 hal yang perlu diperhatikan. Yaitu pendekatannya yang lebih bersifat individual, memberikan perhatian lebih besar kepada peserta didik, orang tua/keluarga, dan pendidik, serta yang dikembangkan berdasarkan minat dan pengalaman.

Jenis-jenis Pendidikan Alternatif

Praktik pendidikan alternatif di Indonesia sebenarnya cukup beragam. Kondisi sosial dan budaya masyarakatnya, menuntut ada banyak cara mendidik yang tepat.

Tapi, yang paling utama dan dianggap layak oleh mayoritas masyarakat adalah sekolah formal. Dari hasil survey yang saya lakukan pada sekitar 348 orang, sebanyak 61% masih memilih sekolah formal untuk pilihan pendidikan di keluarga.
hasil survey
Padahal, dari hasil survey yang sama pula, seluruhnya sepakat bahwa orang tua merupakan pendidik utama. Tentu sebagai orang tua, baik memilih sekolah formal maupun tidak, perlu memahami pendidikan alternatif sebagai metode yang bisa digunakan berdampingan.

Menurut Jerry Mintz selaku pendiri dan direktur Alternative Education Resource Organization, terdapat 4 model pendidikan alternatif, yaitu:

1. Sekolah Publik Pilihan (Public Choice)

Sekolah publik pilihan merupakan lembaga pendidikan di luar sekolah formal yang dibiayai pemerintah dan memberlakukan kurikulum serta cara pembelajaran konvensional. Hanya saja memiliki kebijakan yang sedikit berbeda tanpa merubah aturan.

Penerapannya di Indonesia seperti pada sekolah terbuka yang dihadirkan untuk memberikan kesempatan belajar lebih luas kepada masyarakat yang terkendala akses. Biasanya, akan tetap menginduk pada sekolah formal, namun menggunakan metode belajar mandiri.

2. Sekolah Publik Bagi Siswa Dengan Kondisi Khusus

Tidak semua anak memiliki karakter, kemampuan, sikap, hingga kondisi kehidupan yang sama. Untuk itulah sekolah publik disediakan bagi anak dengan kondisi khusus tersebut.

Kategori kondisi khusus pun beragam. Seperti siswa yang mengalami keterlambatan belajar, siswa dalam rehabilitasi, hingga siswa dengan kondisi fisik atau mental yang perlu perhatian lebih.

3. Sekolah Swasta

Pendidikan swasta biasanya dikelola secara individual atau independen. Selain menggunakan kurikulum yang telah dirancang sendiri, ada pula yang tetap menjalankan sesuai sistem di pemerintah.

Tidak hanya tentang akademik, biasanya sekolah swasta juga menawarkan keterampilan khusus. Seperti sekolah karakter, pondok pesantren untuk memperdalam agama, atau lembaga pendidikan untuk pembekalan keterampilan kerja.

4. Homeschooling

Selain sekolah formal, homeschooling menjadi pilihan pendidikan alternatif yang cukup populer. Model pendidikan satu ini menitikberatkan pendidikan dilakukan di rumah.

Dalam prakteknya, model homeschooling telah banyak berkembang. Tidak hanya dilakukan oleh satu keluarga, tapi juga bersama-sama di komunitas keluarga pelaku homeschooling.
peran orang tua dalam menerapkan metode pendidikan alternatif
Model pembelajaran yang dilakukan pun beragam. Mulai dari cara klasik yang mengacu pada model pendidikan abad pertengahan Yunani. Ada pula model eklektik yang menggabungkan beberapa metode sesuai kebutuhan.

Pelaksanaannya juga bisa dengan unschooling yang memanfaatkan lingkungan sebagai tempat belajar alami berdasarkan kebutuhan anak. Atau dengan school at home yang memanfaatkan kurikulum internasional atau nasional, serta bersifat berjenjang dan terstruktur sebagaimana sekolah formal.

Dalam praktek cara belajar pun bisa memilih multiple intelligences homeschooling yang menekankan pada pengembangan 9 kecerdasan yang ada pada diri setiap anak. Bisa juga menerapkan model Unit Study atau belajar Tematik yang menekankan pada pembelajaran berdasarkan subjek atau tema tertentu

10+ Model Pembelajaran Yang Bisa Diterapkan Sebagai Metode Pendidikan Alternatif di Indonesia

pilihan berbagai metode pendidikan alternatif
Seiring berjalannya waktu dan semakin banyaknya praktisi, pelaksanaan pendidikan alternatif semakin beragam. Ada yang menerapkan metode-metode khusus untuk homeschooling. Ada pula sekolah formal yang memberlakukan model pembelajaran dengan prinsip dan filosofi yang kuat dari berbagai pilihan metode.

Berikut beberapa metode pendidikan alternatif yang tidak hanya diterapkan untuk homeschooling, namun dalam sekolah formal pun bisa:

1. Charlotte Mason

Metode pendidikan ini diinisiasi oleh Charlotte Mason (1842-1923) yang berkebangsaan Inggris. Bermula pada kritik kerasnya terhadap sistem pendidikan yang berlaku pada masa itu, yang hanya fokus mencetak tenaga kerja terampil bagi dunia industri.

Sistem tersebut tak hanya mengabaikan sisi natural anak-anak dengan kekayaan spiritual yang tak terbatas. Namun juga praktik pendidikan yang bergantung pada strata sosial.

Hal itu membawa Charlotte Mason menawarkan inovasi pendidikan di era Victoria. Memperkenalkan metode yang ramah anak, mata pelajaran bervariasi, dengan tetap memberi kebebasan mengeksplorasi sekitarnya, dan mengusung kesetaraan.

Hingga di usianya 22 tahun, ia mendirikan sekolah lanjutan bagi remaja putri. Dari situlah kiprahnya di dunia pendidikan semakin kuat. Mulai dari dosen, hingga mengumpulkan catatan mengajarnya yang kemudian menjadi bahan pemikiran lahirnya metode Charlotte Mason yang populer sampai sekarang.

Visi pendidikan Charlotte Mason sendiri adalah membangun keluhuran budi. Dengan sepenuhnya memperhatikan anak-anak yang tak hanya berjiwa dan berpikiran besar, tapi juga cinta belajar, berbudaya, cendekia, berbakti pada sesama, dan profesional.

2. Montessori

Montessori menjadi kurikulum yang cukup populer di Indonesia. Metode yang muncul di tahun 1900an ini dikembangkan oleh seorang dokter berkebangsaan Italia bernama Maria Montessori (1870-1952).

Awalnya, metode ini diperuntukkan bagi anak-anak dengan keterbelakangan mental. Seiring dengan perkembangannya, Montessori ternyata bisa diterapkan pada anak-anak lainnya. Tak hanya untuk homeschooling, tapi juga bisa untuk kurikulum sekolah umum.

Metode Montessori menekankan sistem pembelajaran yang membebaskan anak untuk memilih apa yang ingin dipelajari. Sekaligus menanamkan kemandirian dengan batas-batas tertentu sesuai rentang usia.

Prinsip utama metode Montessori adalah dengan mengajak anak-anak terjun langsung pada apa yang sedang mereka pelajari. Sehingga anak akan mendapatkan akses untuk berproses, melakukan konstruksi diri, dan membentuk pribadinya sendiri.

3. Waldorf Steiner

Sekalipun di Indonesia belum populer, metode pendidikan alternatif satu ini menjadi pilihan sistem belajar anak-anak para petinggi perusahaan besar di dunia. Sebut saja petinggi Google, Yahoo, Ebay, dan masih banyak lagi yang mempercayakan anak mereka belajar dengan kurikulum ini.

Waldorf Steiner dikembangkan oleh Rudolf Steiner (1861-1925) yang lahir di Austria. Ia beranggapan bahwa manusia merupakan makhluk spiritual dan harus dididik secara holistik untuk bisa menjalankan amanatnya selama hidup.

Terdapat 3 poin utama yang mendasari metode pembelajaran ini, yaitu berpikir (thinking), merasakan (feeling), dan melakukan (doing). Ia juga meyakini bahwa proses pembelajaran diperoleh dari pengalaman indrawi, mulai masa kanak-kanak, remaja, hingga dewasa.

Selain mendorong kreativitas anak, metode ini juga sangat memperhatikan perkembangan moral dan sosial. Proses belajar pun dilakukan melalui pendekatan seni dan bercerita sehingga setiap anak berkesempatan untuk mengekspresikan diri mereka.

4. Reggio Emilia Approach

Reggio Emilia Approach (REA) dikembangkan oleh Loriz Malaguzzi (1920-1994), seorang pendidik berkebangsaan Italia. Ia meyakini bahwa anak-anak adalah pribadi yang kuat, indah, cerdas, dengan keinginan yang dahsyat.

Konsep pendidikan ini awalnya muncul di kota Reggio Emilia. Sebagai bentuk solusi dari akibat Perang Dunia II yang menyebabkan banyak keluarga kehilangan sosok ayah dan mengharuskan ibu bekerja.

Untuk tetap mengoptimalkan tumbuh kembang dan pendidikan anak, lahirlah Reggio Emilia Approach yang mempertimbangkan segala potensi anak. Memberi kesempatan pada anak untuk mengembangkan minat dan daya kreativitasnya.

Dari situlah kurikulum cenderung dibuat spontan namun tetap dengan proyek mendalam untuk membantu anak banyak mengeksplorasi diri dan sekitarnya. Sekaligus memberi kesempatan pada mereka berkolaborasi dengan rekan sebaya sambil menyalurkan kemampuan mempresentasikan apa yang dikerjakan.
peran orang tua dalam pendidikan alternatif

5. Bank Street

Model pembelajaran Bank Street dikembangkan di New York oleh Lucy Sprague Mitchell (1878-1967). Metode ini fokus pada perkembangan-interaksi untuk anak usia dini.

Anak-anak dipandang memiliki aspek perkembangan yang luas, meliputi bidang fisik, sosial, emosional, estetika, dan kecerdasan. Sementara dalam pendekatan perkembangan interaksi, ada sisi progresivisme dan kesehatan mental yang perlu diperhatikan.

Prinsip mendasar untuk menerapkan sistem pembelajaran Bank Street dengan menekankan bahwa pertumbuhan fungsi kognitif tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhan proses antarpribadi. Secara umum, konsep tumbuh bagi anak-anak dimulai dari yang paling sederhana hingga yang lebih rumit dan dilakukan dengan terintegrasi.

6. STEM-based

Metode STEM-based terbilang masih baru namun cukup populer di kalangan masyarakat Indonesia. STEM sendiri merupakan singkatan dari Science, Technology, Engineering, and Math.

Meski disangka rumit untuk anak-anak, ternyata mereka sudah terlibat dalam aktivitas STEM di kehidupan sehari-hari. Melalui cara-cara sederhana yang secara natural terjadi.

Keberadaan STEM tidak terlepas dari keresahan terhadap sistem pendidikan tradisional yang mengajarkan matematika dan sains secara terpisah dengan kegiatan sehari-hari. Padahal, setiap apa yang dilakukan bisa untuk bereksplorasi.

Terlebih dengan masifnya perkembangan teknologi. Para pencetusnya merasa bahwa penting bagi anak-anak mendapat pendidikan STEM sejak dini.

Dengan memberlakukan model pembelajaran problem based learning, anak-anak diajak untuk mengasah keterampilan dalam menangani suatu kasus. Sekaligus mendorong anak untuk bisa berkomunikasi, berkolaborasi, berpikir kritis serta berinovasi.

7. High Scope

Tidak hanya STEM-based, High Scope juga merupakan metode pembelajaran yang terbilang baru. Mencoba menumbuhkan kreativitas, kepercayaan diri, dan kemandirian anak, melalui proses belajar yang direfleksikan pada kehidupan masa depan.

Dalam penerapannya, dilakukan pendekatan pembelajaran, bahasa dan komunikasi, perkembangan sosial dan emosional, pengetahuan sosial dan kesenian, kesehatan jasmani, matematika, sains, dan teknologi sebagai indikator utama.

Sementara untuk prakteknya, High Scope lebih banyak dilakukan dengan bermain. Guru bertindak sebagai mitra bagi anak, mendorong perkembangan, taktik pemecahan masalah, dan keterampilan menyelesaikan konflik melalui proyek langsung.
kesamaan berbagai metode pendidikan alternatif

8. Kuttab

Jika metode sebelumnya banyak berkiblat pada pandangan Barat, metode satu ini merupakan sistem pendidikan klasik yang islami. Telah berlaku sejak zaman para Nabi. Kuttab adalah pola pendidikan klasik yang sudah ada sebelum masa Rasulullah SAW. Sistem inilah kemudian diadopsi menjadi pendidikan dasar untuk anak-anak ketika di zaman Rasulullah SAW. Iman sebagai pondasi aqidah diajarkan terlebih dahulu sembari belajar baca tulis dan pemahaman Al-Qur’an.

Meski menekankan pada Al-Qur’an, Kuttab tidak memprioritaskan menghafal jika belum menguasai tentang rukun iman. Pembelajaran Al-Qur'an ditransformasikan secara ringan dan pendekatan kisah atau realitas kehidupan di sekitarnya sekaligus untuk memperkuat pondasi keimanan.

Selain itu, pendidikan tentang adab juga menjadi fokus utama. Karena dalam Kuttab, mengedepankan adab sebelum ilmu.

9. Fitran Based Education

Fitrah Based Education (FBE) merupakan metode pendidikan bernafaskan islam yang dikembangkan di Indonesia oleh Ustadz Harry Santosa. Berlandaskan Al-Quran dan hadist, mencoba memberikan pemahaman tentang 8 aspek fitrah manusia.

8 aspek fitrah tersebut adalah fitrah keimanan, fitrah bakat, fitrah belajar dan bernalar, fitrah seksualitas dan cinta, fitrah estetika dan bahasa, fitrah fisik dan indera. Sehingga metode ini dikembangkan agar orang tua bisa mendidik anak sesuai dengan fitrahnya.

Fitrah berarti potensi, kebaikan bawaan, tabiat. Sejak lahir manusia memang telah dibekali dengan potensi kebaikan untuk menjalankan perannya sebagai hamba Allah dan khalifah.

Untuk semakin memaksimalkan dan mengembangkan potensi kebaikan tersebut, perlu adanya didikan dan pendampingan yang tepat dari orang tua. Dengan metode Fitrah Based Education, orang tua diajak tak hanya mendidik namun juga memetakan fitrah agar bisa mencapai kesuksesan hidup di dunia dan akhirat.

10. Shantiniketan

Metode Shantiniketan didirikan oleh Rabindranath Tagore (1861-1941), seorang sastrawan besar dari India. Ia mendirikan mendirikan sekolah yang khas pada masanya, dengan metode yang mencerahkan dan memberikan kemandirian pada murid-muridnya.

Santiniketan berarti tempat tinggal yang damai. Sebuah sekolah dengan ciri khas menjunjung budaya lokal dan sesuai kebutuhan masyarakat umum saat itu.

Model pembelajaran Shantiniketan menekankan pada keahlian yang sesuai dengan keperluan dan kondisi penduduk lokal setempat, serta dikembangkan berdasar kearifan lokal yang dekat dengan alam. Sehingga ilmu yang didapat, akan mudah diaplikasikan di kehidupan sehari-hari.

11. Sariswara

Metode Sariswara didirikan oleh Ki Hajar Dewantara. Beliau terinspirasi dari Shantiniketan yang dikembangkan oleh Rabindranath Tagore.

Dalam pembelajaran dengan metode Sariswara, lebih menekankan pada pendekatan terhadap seni. Seperti menggabungkan pelajaran-pelajaran lagu, sastera dan cerita dan menghayati makna yang terkandung di dalamnya.

Dari proses memahami itulah anak akan memperoleh pengetahuan tentang berbagai hal, terutama cerita yang terkandung di dalamnya. Sehingga anak akan bisa menarik pelajaran melalui pendidikan rasa, pikiran, dan budi pekerti.

Pada prakteknya, metode Sariswara mencoba menciptakan sistem pembelajaran yang bertumpu pada keluhuran budaya. Sekaligus menuntut kodrat anak dari nature ke kultur, hingga mereka mampu mengembangkan jiwa kemandirian dan kebermanfaatan bagi sekitar.

Kesimpulan

Membesarkan anak tak cukup hanya dengan mengasuh, tapi sekaligus mendidik agar anak tumbuh dengan optimal. Untuk itu, orang tua perlu memahami berbagai metode pendidikan yang tepat sesuai kondisi anak dan keluarga.

Ada banyak sekali metode pendidikan yang bisa diterapkan, tidak hanya untuk homeschooling tapi juga bisa diterapkan di sekolah formal. Dari sekian banyak metode tersebut, memiliki kesamaan bahwa anak adalah pribadi yang utuh dengan orang tua sebagai pendidik utamanya.

Seperti halnya mengenalkan buku sejak dini, menentukan metode pendidikan yang tepat tak hanya berdampak baik pada anak. Tapi juga membantu orang tua bertumbuh sebagai pendidik yang berkualitas.

Jadi, sudahkah memikirkan metode pendidikan yang tepat untuk anak? Atau, adakah model pembelajaran alternatif lain yang anda ketahui?



Referensi:
Amini, Aisiyah D., Endah S., Reni K. Pertiwi. (2020). Implementasi Model Pendidikan Alternatif dalam Pembelajaran dengan Homeschooling. Buletin Pengembangan Perangkat Pembelajaran, 2, 1-7.
https://www.homeschool.com/homeschooling-methods/
https://blog.kejarcita.id/mengenal-macam-macam-pendidikan-alternatif-di-indonesia/
https://cmindonesia.com/tentangcm/profil-charlotte-mason/
https://fitrahbased.com/fitrah-based-education/
https://www.ibupedia.com/artikel/balita/6-metode-pembelajaran-yang-sering-jadi-kurikulum-preschool
https://indonesiainside.id/narasi/2019/07/05/mengenal-kuttab-1-pendidikan-dasar-di-masa-rasulullah
https://labsariswara.home.blog/metode-sariswara/

Related Posts

18 komentar

  1. Saat ini pilihan sekolah jumga makin fleksibel sesuai dengan kebutuhan anak dan orang tua. Mau berbasis fitrah anak, atau home schooling yang saat ini banyak diminati

    BalasHapus
  2. Orang tua perlu memikirkn scra matang² untuk pemilihn sekolaj ank, semkin ksini sekolah² smkin meningktkn mutu pndidikn dn metode pmdidikn yg dterapkn...bisa dsesuaikn budget, kbutuhn ank dn tumbuh kmbangnya

    BalasHapus
  3. Dewasa ini pendidikan alternatif di Indonesia sudah mulai tak dipandang sebelah mata. Sekolah-sekolah seperti sekolah swasta, homescholling, atau bahkan SLB kini sudah banyak dilirik oleh masyarakat.
    Dari sekian banyak model pembelajaran pada pendidikan alternatif, saya suka dengan konsep Montessori yang menyesuaikan dengan passion anak dalam belajar, tinggal kita sebagai guru dan orang tuanya juga dapat memberikan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhannya

    BalasHapus
  4. Sistem pendidikan di Indonesia juga semakin berbenah, ya, mba.. Bahkan sudah ada yg menerapkan metode montesori jg. Orangtua harus cermat sih memilih yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan si anak, budget juga tentunya...

    BalasHapus
  5. Banyak bgt metodenya yaa tinggal disesuaikan aja sama kebutuhan anak. Tapi, aku penasaran kalau homeschooling itu sistemnya gimana ya? Yg mengelola siapa? Dan biayanya gimana hehe. Soalnya kaya ekslusif bgt gitu infonya 🙈

    BalasHapus
  6. Ternyata banyak sekali metodenya tinggal disesuaikan dengan kebutuhan, semoga Indonesia bisa mendapatkan metode terbaik untuk pendidikannya.

    BalasHapus
  7. Wah, ternyata banyak yaa mba macam-macam pendidikan alternatif bahkan model yang bisa diterapkan pun banyak. Sepertinya sebelum memutuskan untuk memilih pendidikan alternatif buat anak harus paham ini dulu deh biar ga asal ikut2an. Tapi lagi-lagi disesuaikan dengan kebutuhan anak tanpa mengurangi poin yang diharapkan. Thank you infonya, mba.

    BalasHapus
  8. Pengen banget bisa masukin anakku ke kuttab tapi sayangnya disini ngak ada.. karena bagaimana pelajaran mengenai adab dan islami lebih penting..

    BalasHapus
  9. Dari 10+ model ini ternyata yg aku kenal cuma montessori, STEM, kuttab. Lainnya? Ya Allah baru kali ini denger hikss :(

    Ternyata metode pendidikan itu bnyak sekali ya. Ini insightful sih mbak. Makasih sharingnya, aku jadi belajar dan jadi mikir anakku nanti enaknya sekolah model apa... Hehehe

    BalasHapus
  10. Wah keren artikelnya mbak, dari kesepuluh metode tersebut aku paling familiar dengan metode montesori karena di Pendidikan Guru Penggerak ada materi tersebut yaitu mengajarkan anak-anak sesuai usianya...

    BalasHapus
  11. kebetulan aku juga pilih sekolah alternatif nih, ngga masuk sekolah formal, karena punya kurikulum sendidi dan ga ada ijazah. tapi memeng itu yang aku butuh, sisi pendidikan yang belum bisa ortu berikan, butuh partner mendidik di sisi tersebut.

    BalasHapus
  12. Waw banyak banget rupanya metode pendidikan alternatif sekarang ini ya. Aku baru mengenal beberapa aja dari semua yang disebutkan. Semakin banyak metode pendidikan yang bisa diterapkan, semoga makin menambah orang tua membersamai anak-anak belajar.

    BalasHapus
  13. ada beberapa pilihan metode pendidikan ya mbak, dari yang diadopsi berdasar negara tetanga, luar negeri dan indonesia sendiri. Cukup bingung buat ambil yang menurut diri ini baik. Baru ngeh yg based education, montessory, lainnya baru wacana nih. So far, nambah referensiku

    BalasHapus
  14. ternyata banyak banget ya pilihannya, saya hanya tahu beberapa aja, di keluarga kami menggabungkan beberapa metode di atas, selain memilih sekolah formal, kami juga aplikasikan FBE, sebagian montesori, karena bagaimanapun juga tanggung jawab utama pendidikan anak ada pada ortunya

    BalasHapus
  15. Lengkap banget nih mba, bener-bener menambah wawasan ku karena selama ini baru tau sebagian aja, yang mana udah aku terapkan ke anak. Tinggal nanti nih tahun depan sepertinya mau sekolah formal

    BalasHapus
  16. Ternyata model pendidikan anak tuh banyak ya macamnya... Aku tahunya Montessori doang, hehehe...
    Di sekolah anakku menerapkan kurikulum "merdeka belajar" (SMP). Kayaknya seru tuh... Banyak pembelajaran ke alam dan lingkungan...

    BalasHapus
  17. Wah lengkap dan informatif bgt mba, aku nih lagi bingung milih sekolah anakku yang mau SD. Metode yang ada beberapa dah sering dengar namun ada yang belum, jadi penasaran karena menurutku tiap metode itu bisa diadopsi hal-hal positifnya ^^

    BalasHapus
  18. wah ternyata banyak juga ya mba macam2 metode belajar dari 11 aku cuma tau 3 hihi izin bookmark ya mba

    BalasHapus

Posting Komentar