About Me

Follow on Facebook

header blog terbaru

Cara Mengenang Jasa Pahlawan di Era Digital

Posting Komentar
cara mengenang jasa pahlawan
Hari pahlawan yang diperingati setiap tanggal 10 November memiliki arti tersendiri bagi masyarakat Indonesia. Tidak hanya tentang sebuah peringatan, namun juga menjadi refleksi bagi kita semua tentang sikap kepahlawanan.

Momen ini selalu dijadikan sebagai salah satu hari yang ditunggu-tunggu. Mulai dari hal-hal yang sifatnya memanjakan seperti diskon belanja spesial tanggal 10 November, hingga pidato dalam upacara hari pahlawan yang kerap membangkitkan memori perjuangan dalam mewujudkan kemerdekaan.

Mayoritas masyarakat pun seperti tak ingin absen dari peringatan hari pahlawan 10 November. Termasuk anak-anak TK yang diminta mengenakan kostum pahlawan favorit mereka sebagai pengenalan. Bahkan para lansia yang tak segan membagikan romantisme perjuangan di masa lampau.

Dalam derasnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi saat ini, makna hari pahlawan banyak dijadikan bahan konten. Baik unggahan berupa kutipan, grafis, video, hingga tulisan bertebaran memenuhi jagad maya.

Tentua semua hal di atas adalah sebuah kabar baik. Menjadi bukti bahwa masyarakat kita masih banyak yang mengingat dan peduli dengan jasa para pahlawan bangsa. Namun, sudahkah kita betul-betul memahami nilai kepahlawanan atau hanya euforia belaka?

Tujuan Memperingati Hari Pahlawan

tujuan memperingati hari pahlawan
Meski memperingati hari pahlawan sudah menjadi agenda wajib, harapannya tidak sebatas pada wacana dan refleksi sesaat saja. Untuk itu kita perlu memahami pentingnya peringatan tersebut.

Jika di bangku sekolah sudah diajarkan tentang sejarah Hari Pahlawan 10 November, maka dalam keseharian hidup kita perlu untuk memikirkan mengapa harus turut memperingatinya. Berikut beberapa hal yang menjadi tujuan peringatan hari pahlawan:

1. Mengenang dan Meneladani Para Pahlawan

Ungkapan Presiden Pertama Indonesia Ir. Soekarno bahwa “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa para pahlawannya” menjadi kalimat yang selalu dihadirkan ketika peringatan hari pahlawan.

Tentu saja kalimat di atas tidak hanya sebuah slogan, namun juga sebagai ajakan untuk terus mengenang dan meneladani jasa para pahlawan yang sudah berjuang dan berkorban.

Meski tidak semua pahlawan tercatat dalam buku pelajaran sekolah atau dimakamkan di makam pahlawan, namun perjuangan dan pengorbanan mereka harus tetap kita kenang. Menghargai darah dan nyawa yang dikorbankan dengan meneruskan perjuangan mereka.

Peringatan Hari Pahlawan membuat kita sadar bahwa jasa-jasa pejuang tidak cukup dimunculkan dalam teks dan soal pelajaran maupun kalender nasional. Namun ada nilai kepahlawanan sebagai kenang-kenangan yang harus tetap kita perjuangkan.

2. Membangkitkan Semangat Kebangsaan

Membicarakan jasa para pahlawan tentu tidak bisa terlepas dari semangat kebangsaan yang mereka kobarkan. Wujud cinta tanah air yang mereka tunjukkan dengan pengorbanan jiwa, raga, dan raga perlu diteladani.

Faktor perubahan zaman yang membuat pola hidup, pola berpikir, dan kesadaran diri kerap kali menjauhkan dari wawasan serta nilai kebangsaan. Patriotisme perlahan-lahan mulai luntur. Cara mengenang jasa pahlawan pun sering hanya simbolis.

Memperingati hari pahlawan dan mengenang jasa mereka bisa dijadikan ajang untuk membangkitkan kembali semangat kebangsaan. Terlebih bagi generasi masa kini sebagai penerus untuk membela dan mempertahankan keutuhan negara.

3. Membangkitkan Jiwa Pahlawan Dalam Diri

Menurut KBBI, pahlawan adalah orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran; pejuang yang gagah berani. Sedangkan kepahlawanan perihal sifat pahlawan (seperti keberanian, keperkasaan, kerelaan berkorban, dan kekesatriaan).

Setiap diri kita adalah pahlawan. Setidaknya, pahlawan bagi orang-orang terdekat. Seperti orang tua adalah pahlawan bagi anaknya, atau guru sebagai sosok yang berjasa bagi para muridnya.

Jiwa pahlawan tersebut sering kali tidak kita sadari. Namun, pada dasarnya bisa kita upayakan dengan cara berikut agar kita lebih berani berjuang dalam hidup.

Percaya pada potensi diri dan memaksimalkannya

Manusia telah dibekali potensi dasar berupa fisik yang dilengkapi akal dan ruh yang dapat dikembangkan dari sisi mental, spiritual, intelektual, hingga emosional dan sosial. Potensi ini masih banyak tersimpan dan dapat dimaksimalkan.

Sayangnya, kadang kala masih banyak orang yang belum menyadari potensi dirinya. Bahkan merasa tidak memiliki potensi apapun sehingga menyebabkan sifat mudah menyerah pada keadaan.

Dengan percaya dan memaksimalkan potensi dalam diri, kita akan lebih mudah menggunakannya sesuai kapasitas diri. Sekaligus untuk meningkatkan kualitas hidup dengan mengambil peran di masyarakat sesuai potensi yang dimiliki.

Produktif dalam mengembangkan diri

Setelah mengetahui potensi yang ada, akan membantu kita untuk lebih produktif dalam hidup. Tentu saja makna produktif itu luas ya, tidak sebatas pada materi.

Sebagai contoh, sebagai ibu rumah tangga yang mudah terjebak dalam aktivitas berulang, rawan mengalami gangguan kesehatan mental. Untuk itu, sesekali bisa mengubah variasi aktivitas yang membuat ibu lebih semangat menjalani hari.

Seperti melakukan kembali hobi ketika sebelum menikah atau mencoba hal baru yang ingin sekali dilakukan. Hal tersebut juga termasuk produktif karena memberi ruang pada diri sendiri untuk bertumbuh dan menjaga keseimbangan hidup.

Masing-masing dari kita perlu menemukan cara untuk produktif setiap hari agar bisa lebih memaksimalkan diri. Berbekal potensi, tentu dengan produktif kita akan lebih mudah memberikan manfaat bagi sekitar.

Melakukan sesuatu yang baik dengan cara terbaik

Salah satu nilai kepahlawanan yang patut diteladani dalam keseharian kita adalah keberanian dan pengorbanan melakukan yang terbaik bagi kepentingan bersama. Sekaligus, perlu dilakukan dengan cara terbaik.

Sebab, kita tidak pernah tau amalan apa yang akan menjadi pemberat timbangan kebaikan dan mengantarkan kita ke surga. Oleh sebab itu, melakukan segala sesuatu dengan usaha dan cara yang terbaik adalah bentuk tabungan amalan sekaligus untuk bekal kita kelak.

Di sisi lain, dengan hal-hal baik yang kita lakukan, secara tidak langsung akan menjadikan cerminan diri. Dari sinilah personal branding kita terbentuk, yang akan memudahkan kita memetakan potensi dan cara berkontribusi bagi sekitar.

4. Meningkatkan Kepedulian pada Sekitar

Pahlawan merupakan sosok yang berjuang bukan hanya untuk dirinya. Melainkan bagi sekitarnya, termasuk untuk bangsa dan agama yang dicintainya.

Cara mengenang jasa pahlawan dan meneruskan perjuangan mereka dapat dilakukan dengan meningkatkan kepedulian kita. Bentuk peduli tersebut bisa diwujudkan dengan mengambil peran di masyarakat.

Bisa dimulai dengan cara yang paling sederhana. Seperti peduli terhadap perubahan iklim dan melakukan pelestarian alam dengan cara sederhana. Bisa dengan mendaur ulang sampah, membawa botol minum sendiri, atau yang paling mudah dengan berjalan kaki.

Bagi para ibu rumah tangga yang lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah tak perlu berkecil hati. Kini ada banyak wadah untuk tetap berkontribusi sekaligus berkolaborasi dengan ibu lainnya.

Bisa dengan bergabung dengan komunitas maupun bekerja dari rumah. Bahkan menyajikan menu harian berkualitas untuk anak pun bagian dari kontribusi menbangun generasi unggul dengan mencegah stunting.

Memilih Blogging Sebagai Cara Mengenang Jasa Pahlawan di Era Digital

blogger pejuang literasi digital
Sebagai seorang perempuan dan mendedikasikan diri menjadi ibu rumah tangga, saya sempat insecure dan merasa tidak seproduktif ketika belum menikah. Ternyata, hal ini juga sering dirasakan para ibu lainnya.

Keinginan untuk berkembang dan berdaya dari rumah tentu saja masih ada dan akan terus ada. Untuk itu, kemudian saya menyusun kembali strategi dan memahami pola hidup khususnya semenjak menjadi ibu.

Dari situlah menemukan keinginan untuk terjun di dunia blogging. Agar tidak sebatas keinginan, saya pun menguatkan alasan ngeblog sembari terus belajar dari berbagai sumber.

Perjalanan meneguhkan niat tersebut membawa pada banyak informasi dan dampak positif. Termasuk insight bahwa blogger masih ada dan punya peran signifikan dalam menjaga ketahanan literasi digital di Indonesia.

Sudut pandang saya pun berubah. Blogger tak sebatas pada profesi, tapi mereka juga para pahlawan dan penyelamat dalam derasnya arus informasi dan perkembangan dunia digital yang kian masif.

Melalui blog dan tulisan berkualitas, mereka mencoba memberikan informasi secara terstruktur dan mudah dipahami. Di tengah maraknya hoaks, karya-karya mereka menjadi rujukan yang bisa dipertanggungjawabkan melalui referensi yang terpercaya.

Jika para pahlawan kemerdekaan berjuang untuk mewujudkan kemerdekaan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Maka kehadiran para blogger di era digital ini, berjuang meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia dan kecakapan literasi digital.

Mereka berupaya menyebarkan informasi sesuai fakta, dilengkapi dengan landasan keilmuan dan opini yang berangkat dari pengalaman serta pengamatan yang kuat. Sembari memastikan tulisan mudah diakses dengan terindeks google dan berada di halaman pertama mesin pencarian.

Blog yang terawat dengan tampilan dan konten yang baik, bukan sekedar pajangan. Namun juga aset digital yang layak diperhitungkan sebagai warisan sumber bacaan di masa depan.

Begitulah cara mengenang jasa pahlawan di era digital sebagai seorang blogger. Berjuang melawan hoaks, gigih menebar manfaat melalui tulisan, dan tidak pernah bosan mengupayakan yang terbaik bagi para target pembaca.

Sosok Pahlawan di Dunia Blogging

Spesial memperingati hari Pahlawan, saya ingin mengenang sosok pahlawan di dunia blogging. Dari mereka, saya tidak hanya belajar tetapi senantiasa mengingat bahwa blogging adalah proses menebar manfaat seluas-luasnya.

Beberapa sosok blogger berikut yang memotivasi dan menginspirasi saya untuk terus berusaha menyajikan konten yang baik:

1. Sosok Yang Menghadirkan Blog

Pada Januari 1994, Justin Hall yang pada waktu itu masih mahasiswa, muncul dengan buku diary online pertama kali di dunia. Meski tidak menamai sebagai blog, beliau yang kini berprofesi sebagai jurnalis dan entrepreneur, dinobatkan sebagai blogger pertama di dunia.

Istilah weblog pertama kali dikenalkan pada tahun 1997 oleh Jorn Barger. Berasal dari ‘logging the web’, Barger mencoba menggambarkan proses menjelajah web dan menuliskannya kembali.

Tidak ketinggalan pula sosok Peter Merholz, programmer yang mengambil andil menyingkat weblog menjadi blog pada April 1999. Di tahun ini pula, setelah setahun sebelumnya muncul platform Open Diary, dirilis 3 platform blogging yaitu LiveJournal, Blogger dan Xanga.

Kehadiran Justin Hall, Jorn Barger, dan Peter Merholz secara tidak langsung menjadi pahlawan pembuka jalan keberadaan para blogger saat ini. Mereka babad alas mewujudkan dan memperkenalkan hal baru hingga menginspirasi kemunculan platform blogger yang saat ini saya gunakan.

2. Sosok Yang Menginspirasi dan Memotivasi

Keinginan untuk serius menekuni dunia blogging sebenarnya sudah cukup lama sebelum blog ini ada. Namun, maju mundur dan kurang yakin dengan kemampuan diri.

Beruntungnya, sempat melihat postingan Mbak Hamim dan Naqiibah yang waktu itu masih mengikuti Blogspedia Coaching Batch 2. Dari postingan merekalah menjadi titik balik saya untuk semakin yakin memulai kembali.

Kebetulan, keduanya merupakan senior dan junior saya di kampus. Jadi, selain postingan online, sedikit banyak saya tau sepak terjang dan pembawaan mereka.

Mbak Hamim dengan pembawaan ceria dan ramah pada siapa saja, menghadirkan hal serupa dalam setiap unggahan di blog. Serasa ngobrol langsung dengan beliau.

Sementara Naqiibah, dulu sering dipanggil Dyah, kerap punya sudut pandang tak terduga. Kegemarannya pada buku membuat saya tertarik menyimak unggahan dan ulasan untuk dijadikan referensi.

Bagi saya, keduanya adalah sosok pahlawan yang memotivasi dan menginspirasi. Blogger yang secara tidak langsung membuat saya semakin yakin menyelami serunya dunia blogging.

Berkat keduanya pula, akhirnya saya bisa mengikuti Blogspedia Coaching Batch 3 dan kini sama-sama menjadi The Cupuers. Grup yang membuat saya sebagai pemula, berusaha konsisten dan terus belajar meningkatkan kemampuan.

3. Sosok Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Bicara soal pahlawan tanpa tanda jasa, tentu gelar ini sangat cocok dipersembahkan untuk Mbak Marita. Beliau adalah orang dibalik Blogspedia Coaching, dan saya yakin banyak teman-teman yang menuliskan namanya sebagai sosok yang paling berjasa di dunia blogging.

Mbak Marita adalah guru blogging pertama saya, dan Blogspedia menjadi sumber ilmu terbaik yang saya dapatkan untuk benar-benar memulai ngeblog. Saya selalu mendapat pencerahan dari setiap materi yang beliau sampaikan selama coaching.

Tidak hanya dalam ranah ngeblog, sebagai ibu rumah tangga yang produktif, beliau juga kerap membagikan momen-momen bersama putra-putrinya. Beliau tidak segan mengakui kesalahan atau ada hal yang terlewatkan dalam pengasuhan, sekaligus bagaimana menghadapinya.

selamat hari pahlawan

Memperingati Hari Pahlawan yang jatuh pada 10 November, menyadarkan bahwa setiap diri kita adalah pahlawan. Dengan segenap potensi yang ada, kita bisa menggunakannya untuk meneruskan perjuangan pahlawan terdahulu dalam memberi manfaat seluas-luasnya bagi sekitar.

Dengan memaksimalkan potensi, kita bisa melakukan hal-hal yang sesuai kapasitas diri untuk lebih bermanfaat. Salah satu cara mengenang jasa pahlawan yang relevan dengan perkembangan era digital saat ini adalah menjadi seorang blogger yang terus berupaya menyajikan konten berkualitas.


Related Posts

Posting Komentar